Jumat, 09 November 2012

batu yang sobek

Batu yang Sobek

Sinar selalu terpancar
Pagi,siang,sore, kadang malam pun meskin pudar
Ada yang tak pernah terkira
Mengira apa yang tak pernah ada

Memapah tungkai dari ketersakitan
Menompang dahan dari keterjatuhan
Mengibah pada perindu penerangan

Lembut selalu teraba
Teraba oleh rasa oleh indra
Ada yang meninggikan
Menjatuhkan pun secara perlahan

Ada, memang ada
Keadaan itu juga semakin membuat ketiadaan
Terang tapi menakutkan

Nyata,memang nyata
Di garis namun tak juga lurus
Di urus tapi semakin kurus




Omong kosong meskipun ada
Buang saja agar tak sia-sia
Untuk apa sinar jika tak menuntun asa
Untuk apa lembut jika tak menjaga

Bakar saja....
Buang saja...
Karena sinar dan lembut itu hanya goresan usang
Hanya busahan mulut yang jalang...
Tak ada...bukan ada

Menompang merasa senang
Meninggi merasa suci

Tak merasa
Ini bukan saatnya kertas yang sobek
Tapi kini..
Batu yang bisa sobek..

Kau sadari itu...
Dan ratapi setelah batu sobek lagi
Sesali pada kami
Dan kami tak akan peduli
Sebelum kau ganti batu itu
Dengan hijau rimbunan perdu