Tisu
Iseng tapi semoga bermanfa’at J
Sejak kemarin hidung saya tak henti-hentinya mengeluarkan cairan putih yang
bikin pusing kepala. Yupz,, nikmat “flu” meskipun sepele ternyata luar biasa
menyiksa. Bikin suasana hening jadi berisik ga karuan karna hidung kita terus
menerus berisik, bahkan sesekali bersin. Kacaunya lagi, terkadang beberapa
orang melirik risih melihat kita karna mendengar bunyi “kurang enak” dari kita.
Well, meskipun sebenarnya saya yakin temen-temen semua pernah mengalami sakit
yang satu ini. Apalagi di saat perubahan musim seperti ini. So, yuk,,,jaga
kesehatan sebelum akhirnya punya hidung yang terus-menerus mengalirkan cairan
dan membuat kepala pusing.
Oppss,, saya pikir, saya tak akan cuap-cuap banyak tentang “flu” saya akan
lebih fokus terhadap tisu nya. Why? Ok,,kebanyakan orang termasuk saya ketika
flu biasanya membutuhkan tisu. Saat SD-SMP saya lebih biasa pake sapu tangan,
tapi entah kenapa sejak SMA sampai sekarang saya malah lebih “comfort”
menggunakan tisu.
Tapi, baru tadi saya tersadarkan dan merasa tertampar, entah kenapa saat
melewati taman kampus menuju perpustakaan pusat, pikiran saya tertuju pada
pohon-pohon yang berjejer indah dan rapi. Ok., dan anehnya lagi saya terbesit
kalimat yang entah kapan pernah saya baca “ Orang Bule itu bener-bener ga cinta
bumi, masa nebang jutaan pohon Cuma buat bikin tisu yang dipake ngebersihin
diri dari BAK dan BAB” kurang lebih yang saya ingat seperti itu. Lalu, saya
melirik ke tisu yang saya genggam, lantas apa bedanya saya dengan sang bule
tadi kalo saya juga secara tidak langsung menebang pohon hanya sebagai tempat
pembuangan cairan memusingkan dari hidung”..#ngerasa bersalah deh..
Lantas, saya melirik ke kantin. Aduuh, bahkan selama ini kita merasa butuh
banget sama tisu saat selesai makan di kantin. Padahal, betapa bijaknya kalo
kita bersedia membawa sapu tangan kemana-mana. Bahkan, ternyata lebih irit
karena ternyata bisa dicuci lalu dipake lagi.
Ok,, saya jadi penasaran tentang kaitan tisu dengan kecintaan kita terhadap
bumi,, sampai di perpustakaan saya langsung mencari info nya,, dan
taraaaaaa.......... saya menemukan ini.. semoga menambah khasanah pengetahuan
kita J
“Siapa yang tidak mengenal tisu?
Kertas tipis yang ada di tas dari setiap perempuan bahkan di toilet anda. Di
Indonesia semua restoran sampai warung harus menyiapkan tissue, jika tidak kita
akan beranggapan servisnya payah. Kalaupun ada pilihan antara pengering
elektrik atau tissue, kita akan lebih memilih tissue. Selama ini kita
berpikir tisu lebih efisien. Sekali pakai langsung buang. Sehingga dapat
dijumpai di semua tempat sampah pasti penuh dengan tisu sekali pakai langsung
buang. Akan tetapi taukah anda tisu terbuat dari apa?
Tisu terbuat dari serat
kayu yang berdaun jarum atau pinus atau yang memiliki serat kayu pamjang.
Proses pembuatan kertas, termasuk pembuatan tisu, membutuhkan tekhnik chipping (memotong-motong menjadi
irisan tipis), grounding (meratakan
permukaan), pressing (memadatkan), drying (mengeringkan)
and chlorine bleaching
wood (pemutihan kayu dengan klorin). Proses pemutihan menggunakan
klorin dan merkuri, yang berbahaya bagi manusia serta lingkungan disekitar
Anda.
Dan taukah anda, 27.000
pohon di planet ini dibuat menjadi kertas-kertas termasuk kertas tisu setiap
hari. Padahal setelah digunakan, kertas tisu tidak dapat didaur ulang lagi.
Pohon-pohon yang terus ditebang dalam jumlah besar setiap harinya ini, tidak
mungkin dapat diimbangi dengan pertumbuhan pohon yang membutuhkan
bertahun-tahun untuk tumbuh menjadi pohon-pohon siap tebang. Sehingga
untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi kertas, banyak hutan-hutan yang menjadi
paru-paru dunia berubah menjadi hutan-hutan pertanian. Hutan-hutan ini hanya
memiliki satu jenis pohon. Hal ini akan berefek negatif untuk kelangsungan
berbagai hewan yang hidup di hutan yang membutuhkan keanekaragaman spesies
tanaman. Hal ini jelas akan mengganggu ekosistem.
Selain berefek negatif bagi
ekosistem, dengan menggunakan kertas tissue berarti kita juga bertanggung jawab
pada kerusakan lingkungan, karena bahan baku kertas tissue berasal dari pohon.
Sedang sebatang pohon butuh bertahun-tahun untuk siap ditebang dan diolah
lagi. Dengan demikian pula berarti kita juga bertanggung jawab pada terjadinya
krisis oksigen dan air, karena fungsi alami pohon adalah sebagai penghasil
oksigen sekaligus juga sebagai penyerap air. Maka secara otomatis kita juga
bertanggung jawab atas global warming yang terjadi saat ini.
Selain itu, dari segi
ekonomis pemakaian tisu juga sangat boros. Pemakaian tisu sekarang ini sudah
tidak terkontrol, karena rata-rata 1 orang menggunakan lebih dari 1 lembar
tissue untuk sekedar mengeringkan tangan mereka. Padahal kita dapat memakai sapu
tangan daripada kertas tisu. Selain itu untuk restoran atau hotel sebaiknya
mulai menggunakan pengering elektrik dibanding dengan menyediakan kertas tisu.
Karena penggunaan pengering elektrik lebih ekonomis dibandingkan dengan
tissue. Apalagi pengering elektrik itu sebenarnya sangat sederhana
karena hanya terdiri dari koil, fan dan switch elektrik, tidak memerlukan
banyak perawatan, dan bisa tahan sampai 7 tahun. Jadi setelah pemasangan,
pengering elektrik sudah tidak memerlukan pengeluaran lainnya selain listrik
yang digunakan.
Berdasarkan fakta-fakta
tersebut maka cara untuk kita berkontribusi pada Mother Earth’ s
yaitu:
- Gunakan
tisu toilet dan kertas tisu secukupnya sesuai dengan kebutuhan,
- Gunakan
saputangan sebagai pengganti tisu,
- Lebih
baik gunakan pengering elektrik untuk mengeringkan tangan (dan jangan
gunakan tisu setelahnya!). Biasanya pengering elektrik mampu digunakan lebih
dari 7 tahun.
Jadi berfikirlah tentang
keuntungan ekonomisnya bagi kita maupun bagi anak cucu kita kelak, bandingkan
dengan penggunaan tisu yang tentunya berdampak negatif bagi kita semua. Mungkin
tidak sekarang kita rasakan dampaknya, tapi 5 tahun yang akan datang Anda akan
merasakan dampak buruk penggunaan tisu tersebut.
Tuh kan,,
terbukti ga bijak pemakaian tisu *sambil melirik ke tisu yang ada di samping
laptop saya. Mungkin setelah ini saya akan membeli saputangan dan tidak
menggunakan tisu lagi kecuali “kepepet” banget. Yu, kita coba dari hal kecil,
sederhana tapi bermakna. Lets save our earth J. Agen geografi, agen penyelamat bumi J