Kamis, 16 April 2015

Geografi Desa Kota

Pemekaran Kota

Apa itu pemekaran kota?
Secara singkat pemekaran kota adalah proses perkembangan kota dalam aspek luas.

Pemekaran kota dapat dibagi menjadi 4,
yaitu :
1. Urban sparwl
2. Urban reclassification
3. Urban annexation
4. Urban coalihon

Ok, saya jelaskan lebih dulu tentang urban sprawl :
Urban Sprawl dari pengertian bebas adalah perkembangan (permukiman) yang tidak terkontrol (un-panned area) dari sebuah kota dan wilayah urban area-nya dan/yang mengambil wilayah per-desaan atau rural area di sekitarnya. Selanjutnya beberapa istilah yang sering digunakan dalam settlement untuk menjelaskan urban sprawl adalah seperti squatter, slump area, dll. Squatter sendiri adalah wilayah-wilayah kumuh dengan pola permukiman yang tidak teratur yang acap kali diketemukan di wilayah-wilayah kota dan urban area. Squatter ditandai dengan menjamurnya permukiman-permukiman liar di wilayah-wilayah perkotaan sampai keluar batas wilayah perkotaan. 
 sumber :https://afriyanto.wordpress.com/2011/12/12/urban

All About Ekologi (Ekologi Geografi)




1.      Pengertian Ekologi dan Contoh
Pengertian Ekologi: Apa itu Ekologi? | Inti permasalahanlingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali digunakan oleh Haeckel, seorang ahliBiologi, dalam pertengahan tahun 1960-an. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu: "oikos" yang berarti rumah, dan "logos" berarti ilmu. Karena itu secara harfiah, pengertian ekologi adalah ilmu tentang makhluk hidup dalam rumahnya atau dapat diartikan juga sebagai ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup.


Selain definisi umum di atas, terdapat juga pengertian ekologi yang dikemukan oleh beberapa ahli, beberapa diantaranya sebagai berikut:
  • Odum (1971): Ekologi adalah kajian terstruktur dan fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesama organisme dengan lingkungannya.
  • Odum (1975): Ekologi adalah kajian tentang rumah tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme, dan manusia yang hidup bersama dan saling bergantung satu sama lain.
  • Miller (1975): Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta dengan lingkungan tempat tinggalnya.
  • Otto Soemarwoto: Ekologi adalah ilmu tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Dalam ekologi, tiga aspek utama yang dimiliki dan berlaku dalam kajiannya adalah sebagai berikut:
  • Studi tentang hubungan organisme atau group dengan lingkungannya.
  • Studi tentang hubungan antara organisme atau group organisme terhadap lingkungannya.
  • Studi tentang struktur dan fungsi alam.
Prinsip-prinsip utama yang dianut dalam ekologi antara lain:
  • Interaksi (interaction)
  • Saling ketergantungan (interdependence)
  • Keanekaragaman (diversity)
  • Keharmonisan (harmony)
  • Kemampuan berkelanjutan (sustainability)
Contoh :

2.      Pengertian Ekosistem dan Contoh

– Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tidak hidup, yang berinteraksi dalam suatu tempat sebagai suatu kesatuan yang teratur. Keteraturan ekosistem terjadi oleh adanya arus materi, energi, dan informasi.
– Komponen-komponen dalam ekosistem menunjukkan bahwa, ekosistem tersebut berada dalam suatu keseimbangan tertentu.
– Keseimbangan tersebut sifatnya tidak statis, namun dinamis, selalu berubah, dapat besar atau kecil, dapat terjadi secara alami atau dibuat oleh manusia.
– Sebagai contoh, keadaan bumi tidak tetap (kandungan CO2 dan O2 dalam udara), iklim, gunungnya, flora/faunanya.
– Dalam skala kecil, Gn. Krakatau (1883) meletus, kehidupan di pulau tersebut menjadi rusak. Dari penelitian, diketahui bahwa mula- mula hanya ada tumbuhan tingkat rendah (lumut, paku), baru kemudian timbul tumbuhan tingkat tinggi. Inilah yang disebut suksesi. Keseimbangan Gn.Krakatau berubah total. Di dunia ini tidak ada yang kekal
– Akuarium dapat dianggap sebagai ekosistem, dimana ikan, air, tumbuhan air, pasir, plankton, mineral, dan oksigen terlarut merupakan komponen ekosistem
– Hutan luas dengan tumbuhan tinggi, rendah, tumbuhan perdu, hewan danau, ada suatu keteraturan yang seimbang dalam ekosistem tersebut

3.Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli dan contoh
Secara umum, definisi komunitas adalah suatu perkumpulan dari beberapa orang untuk membentu satu organisasi yang memiliki kepentingan bersama. Komunitas dapat bersifat teritorial atau fungsional. Selain itu istilah komunitas dapat merujuk pada arti warga dalam sebuah kota, desa atau bahkan negara. Seperti yang kita ketahui warga perkotaan juga mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk dapat tinggal dan hidup di kota tersebut.
Berbicara mengenai komunitas secara umum kita langsung beripikiran bahwa komunitas itu adalah sekumpulan orang-orang yang berkumpul karena memiliki visi dan misi yang sama. Beberapa ahli juga berbicara mengernai pengertian komunitas. Simak penuturan para ahli berikut:
Pengertian Komunitas Menurut Para Ahli
·         George Hillery Jr
Komunitas adalah sekumpulan orang yang hidup di satu wilayah dan memiliki ikatan untuk melakukan interaksi satu sama lain
·         Christensson dan Robinson
Menurut kami, komunitas ialah orang-orang yang hidup di suatu darah yang secara geografis itu terbatas, mereka melakukan komunikasi satu dengan yang lain dan memiliki ikatan batin antar sesama yang tinggal disitu dan dengan wilayah tempat tinggalnya tersebut
·         Fairi
Komunitas merupakan sebuah hasil dari berkumpulnya masayarakat dalam jumlah kecil dan terlibat dalam tempat yang sudah ditentukan
·         Vanina Delobelle
Komunitas merupakan sarana berkumpulnya orang-orang yang memiliki kesamaan minat, komunitas dibentuk berdasarkan 4 faktor yaitu:
·         Keinginan untuk berbagi dan berkomunikasi antar anggota sesuai dengan kesamaan minat
·         Basecamp atau wilayah tempat dimana mereka biasa berkumpul
·         Berdasarkan kebiasaan dari antar anggota yang selalu hadir
·         Adanya orang yang mengambil keputusan atau menentukan segala sesuatunya
Menurut beberapa ahli diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa komunitas adalah sekumpulan orang-orang yang punya tujuan sama dan ingin berbagi satu sama lain. Seperti yang kita ketahui, di Indonesia terdapat berbagai macam komunitas, misalnya: komunitas para pecinta alam, komunitas guru sekolah, komunitas pecinta sepeda, komunitas penikmat kuliner dan lain-lain. Komunitas dapat dibentuk begitu saja dengan mengumpulkan lebih dari dua orang didalamnya dan aktif menjalakan kegiatan yang dicanangkan sebagai visi terbentuknya komunitas tersebut.
Share !
4.Pengertian Populasi serta contoh
POPULASI
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama, yang hidup di suatu wilayah yang sama dalam kurun waktu yang sama pula. Misalnya semua rusa di Isle Royale membentuk suatu populasi, begitu juga dengan pohon-pohon cemara. Ahli ekologi memastikan dan menganalisa jumlah dan pertumbuhan dari populasi serta hubungan antara masing-masing spesies dan kondisi-kondisi lingkungan.
Faktor yang menentukan populasi
Jumlah dari suatu populasi tergantung pada pengaruh dua kekuatan dasar. Pertama adalah jumlah yang sesuai bagi populasi untuk hidup dengan kondisi yang ideal. Kedua adalah gabungan berbagai efek kondisi faktor lingkungan yang kurang ideal yang membatasi pertumbuhan. Faktor-faktor yang membatasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah, pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau spesies lainnya, iklim dan penyakit.
Jumlah terbesar dari populasi tertentu yang dapat didukung oleh lingkungan tertentu disebut dengan kapasitas beban lingkungan untuk spesies tersebut. Populasi yang normal biasanya lebih kecil dari kapasitas beban lingkungan bagi mereka disebabkan oleh efek cuaca yang buruk, musim mengasuh bayi yang kurang bagus, perburuan oleh predator, dan faktor-faktor lainnya.
Faktor-faktor yang merubah populasi
Tingkat populasi dari spesies bisa banyak berubah sepanjang waktu. Kadangkala perubahan ini disebabkan oleh peristiwa-peristiwa alam. Misalnya perubahan curah hujan bisa menyebabkan beberapa populasi meningkat sementara populasi lainnya terjadi penurunan. Atau munculnya penyakit-penyakit baru secara tajam dapat menurunkan populasi suatu spesies tanaman atau hewan. Sebagai contoh peralatan berat dan mobil menghasilkan gas asam yang dilepas ke dalam atmosfer, yang bercampur dengan awan Dan turun ke bumi sebagai hujan asam. Di beberapa wilayah yang menerima hujan asam dalam jumlah besar populasi ikan menurun secara tajam.
5. Pengertian Spesies dan Contoh
Spesies atau jenis adalah suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk menunjuk pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagi gen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yang fertil tanpa hambatan reproduktif. Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies tidak saling berkawin karena hambatan geografis namun bila dipertemukan dan dikawinkan dapat menghasilkan keturunan fertil. Dua spesies yang berbeda jika saling berkawin akan menghadapi masalah hambatan biologis; apabila menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan ini biasanya steril/mandul.
Spesies, jika disebut dalam nama ilmiah, disingkat dengan sp. (Contoh Phalaenopsis sp. — berarti "sejenis Phalaenopsis", jika jamak disingkat dengan spp.).
Pada taksonomi hewan terdapat satu tingkat takson di bawah spesies: subspesies (disingkat ssp. (namun biasanya tidak ditulis pada nama ilmiah hewan).
 Pada taksonomi tumbuhan, fungi, dan bakteri terdapat takson lain di bawah subspesies: varietas, subvarietas, dan forma 
6. Pengertian Simbiosis, macam-macamnya dan contoh
Pengertian simbiosis

Menurut wikipedia bahasa Indonesia simbiosis merupakan kata dari bahasa Yunani yakni symb dan biosissym memiliki arti dengan sedangkan biosis memiliki arti kehidupan. Simbiosis merupakan hubungan atau interaksi antar dua organisme yang berbeda spesies yang hidup secara berdampingan. Macam-macam simbiosis ada tiga, yakni simbiosis mutualisme,komensalisme dan parasitisme.

A. Simbiosis Mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua organisme yang berbeda spesies yang saling menguntungkan. Pihak pertama diuntungkan dengan keberadaan pihak kedua sedangkan pihak kedua juga diuntungkan dengan keberadaan pihak pertama.
Contoh Simbiosis mutualisme:
  • Kerbau dengan burung jalak => Burung jalak merasa diuntungkan dengan keberadaan kerbau, karena dia mendapat makan berupa kutu di kutu di tubuh kerbau. Begitu juga kerbau juga diuntungkan dengan keberadaan burung jalak, karena kutu dalam tubuhnya
 
Kupu-kupu dengan bunga => Kupu-kupu mendapat makanan dari bunga berupa madu, sedangkan bunga merasa diuntungkan dengan adanya kupu-kupu karena membantu proses penyerbukan pada bunga.


B. Simbiosis Komensalisme

Simbiosis komensalisme adalah interaksi dua makhluk hidup (organisme) yang berbeda spesies dimana salah satu pihak merasa diuntungkan sedangkan pihak yang satunya lagi tidak merasa diuntungkan dan juga tidak dirugikan.

Contoh simbiosis komensalisme adalah:
  • Anggrek dengan inangnya
  • Ikan Hiu dengan ikan remora

C. Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah interaksi antar dua makhluk hidup (organisme) yang berspesies berbeda dimana salah satu pihak diuntungkan dan pihak yang satunya lagi dirugikan.
Contoh simbiosis parasitisme adalah:
Cacing pita dengan tubuh manusia
Benalu dengan inangnya
Tali putri dengan inangnya

Simbiosis mutualisme, komensalisme dan parasitisme mudah dijumpai di lingkungan sekitar anda tinggal. Contoh untuk simbiosis mutualisme anda bisa melihat secara langsung kupu-kupu yang mencari makan di bunga-bunga. Interaksi antara dua makhluk yang berbeda jenis tersebut dinamakan dengan simbiosis mutualisme, karena sang kupu mendapat keuntungan yakni berupa makanan sedangkan si bunga juga diuntungkan karena merasa terbantu pada proses 

7. Siklus Biogeokimia
.    PENGERTIAN SIKLUS BIOGEOKIMIA
Siklus biogeokimia atau yang biasa disebut dengan siklus organik-anorganik adalah siklus unsur-unsur atau senyawa kimia yang mengalirdari komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut sebgai siklus biogeokimia.
Siklus biogeokimia yang terjadi di alam dapat berupa silkus air, siklus oksign dan karbondioksida (karbon), siklus nitrogen, dan siklus materi (mineral) yang berupa unsur-unsur hara.
1.      Siklus Karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia di mana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah:
      1.    Atmosfer
    2.    Biosfer Teresterial, meliputi freshwater sistem dan material nonhayati organik seperti soil karbon (karbon  tanah)
     3.    Lautan, meliputi karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati atau nonhayati
     4.    Sedimen, meliputi bahan baker fosil
     Pertukaran karbon antara reservoir terjadi karena proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermacam-macam.
Karbon di Atmosfer
Kandungan karbon terbesar yang terdapat diatmosfer bumi adalah gas karbondioksida (CO2) sebesar 0.03%. Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer, namun gas ini memiliki peran penting dalam menyokong kehidupan gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer semakin bertambah selama beberapa tahun terakhir ini dan berperan dalam peningkatan pemanasan global.
Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1.      Melalui proses fotosintesis
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengunbah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Karbon pada proses ini akan banyak di serap oleh tumbuhan yang baru saja tumbuh atau pepohonan pada hutan yang sedang di reboisasi sehingga membutuhkan pertumbuhan yang cepat
2.      Melalui sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat menuju ke dalam laut. Di laut bagian atas , pada daerah yang poduktivitasnya tinggi organisme membentuk cangkang karbonat dengan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini menyebabkan aliran karbon menuju ke bawah.
3.      Melalui pelapukan batu silikat
Proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer seperti dua proses sebelumnya. Pelapukan batuan silikat tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk terbawa oleh air laut dan selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.
Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan beragai cara pula antara lain:
4.      Melalui respirasi tumbuhan dan binatang
Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga penguraian glukosa menjadi karbohidrat        dan air.
5.      Melalui pembusukan, tumbuhan, dan binatang
Jamur dan bakteri menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia aksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen
6.      Melalui pembakaran material organik
Proses ini berlangsung dengan cara mengoksidasi karbon yang terkandung pada material organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam geosfer, sehingga menyebabkan kadar karbon dioksida di atmosfer semakin bertambah.
7.      Melalui produksi semen
Salah satu komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur yang akan menghasilkan karbon dioksida dalam jumlah banyak.
8.      Melalui erupsi vulkanik
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepasakan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
9.      Melalui pemanasan permukaan laut
Di permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
Karbon di Biosfer
Dalam biosfer terdapat sekitar 1900GtC gas karbon dioksida dan oksigen. Karbon adalah bagian yang penting dalam menunjang kehidupan di bumi, karena karbon berperan dalam strutur biokimia dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Proses-proses perpindahan karbon di biosfer sama dengan proses perpindahan karbon di atmosfer, karena semua proses yang terjadi di atmosfer harus melalui biosfer terlebih dahulu.  
Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36000 GtC ion karbonat yang merupakan kandungan umum. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksi yang terjadi pada air. Pertukaran karbon penting untuk mengontrol pH di laut dan dapat di jadikan sebagai sumber. Proses pertukaran karbon antara atmosfer dengan lautan diawali dengan pelepasan karbon ke atmosfer yang terjadi di daerah upwelling (lautan bagian atas), kemudian pada daerahdownwelling (laut bagian bawah), karbon berpindah dari atmosfer kembali ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk dengan reaksi kimia:
     CO2 + H2O                  H2CO3
   Reaksi tersebut memiliki sifat dua arah  untuk mencapai suatu kesetimbangan kimia. Reaksi lain yang penting dalam mengontrol nilai pH larutan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat, dimana dapat menyebabkan perubahan yang besar pada pH, yaitu H2COH+ + HCO3-
Terdapat lebih banyak persenyawaan karbon yang dikenal daripada persenyawaan unsur lain kecuali hydrogen. Kebanyakan dikenal sebagai zat-zat kimia organic. Keistimewaan karbon yang unik adalah kecenderungannya secara alamiah mengikat dirinya sendiri dalam rantai-rantai atau cincin-cincin , tidak hanya dengan ikatan tunggal, C-C, tetapi juga mengandung ikatan ganda, C=C atau C=C Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui). Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas. Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering. Neraca karbon global adalah kesetimbangan pertukaran karbon (antara yang masuk dan keluar) antar reservoir karbon atau antara satu putaran (loop) spesifik siklus karbon (misalnya atmosfer - biosfer). Analisis neraca karbon dari sebuah kolam atau reservoir dapat memberikan informasi tentang apakah kolam atau reservoir berfungsi sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon dioksida.
2.Siklus Nitrogen
Beberapa jenis bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar legume tumbuhan lain, misalnya Marsiella Siklus nitrogen merupakan proses pembentukan dan penguraian nitrogen sebagai sumber protein utama di alam. Nitrogen menjadi penyusun utama protein dan sangat diperlukan oleh tumbuhan dan hewan dalam jumlah besar. Nitrogen diperlukan tumbuhan dalam bentuk terikat (ikatan suatu senyawa dengan unsur lain). Nitrogen bebas dapat difiksasi (di ikat) di dalam tanah oleh bakteri yang bersifat simbiotik dan dapat mengikat protein jika bekerjasama dengan akar tumbuhan polong, yang mempunyai bintil akar, rumpun tropik, dan beberapa jenis gangaang.
crenata. Selain itu terdapat bakteri dalam tanah yang dapat memikat nitrogen secara langsung, yaitu acetobacter sp yang bersifat aerob dan clostridium spyang bersifat anaerob. Selain itu, terdapat beberapa jenis spesies gangganng biru yang dapat menambat nitrogen, antara lain nostoc sp. dan anabaena sp.
Tumbuhan memperoleh nitrogen di dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-). Dalam tanah nitrogen terdapat dalam organik tanah di berbagai tahap pembusukan, namun belum dapat dimanfaatkan tumbuhan. Nitrogen yang dimanfaatkan tumbuhan biasanya terikat dalam bentuk ammonium dan (NH4+) ion nitrat (NO3-).
Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati dan oleh bakteri. Amonia ini dapat dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu nitrosomonas dan nitrosococcus menjadi NO2-. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikasi, yaitu pseudomonas denitrifikasi, nitrat diubah kembali menjadi ammonia dan ammonia diubah kembali menjadi nitrogen yang dilepas bebas ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
Nitrat sangat mudah larut dalam tanah, sehinga cepat hilang karena proses pembusukan. Taraf ketersesisaan nitrogen dalam tanah tergantung pada banyaknya bahan organik, populasi zat-zat renik, dan tingkat pembasuhan tanah oleh air. Dalam keadaan alami terjadi keseimbangan antara laju pertumbuhan dan gaya-gaya yang menentukan penyediaan nitrogen dalam tanah. Proses pemanenan menyebabkan sejumlah besar nitrogen terikat hilang akibat tanah mengalami pembasuhan oleh gerak aliran air dan kegiatan jasad renik. Selain itu nitrogen terikat juga hilang, karena diambil oleh bakteri pengubah nitrat menjadi nitrogen. Hal ini menyebabkan pertanian intensif sangat tergantung pada tambahan pupuk nitrogen.
Bakteri penghasil ion nitrit dan nitrat bersifat autotrof dan aerob, sehingga kehidupannya dipengaruhi oleh aerosotama, suhu, dan kandungan air dalam tanah. Sementara itu proses perubahan nitrit menjadi nitrogen bersifa
Nitrogen terdapat di alam terutama sebagai dinitrogen, N2 (titik didih 77,3 K). Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir. Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogenNitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

3.Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus.
Siklus fosfor, bersifat kritis karena fosfor secara umum merupakan hara yang terbatas dalam ekosistem. Tidak ada bentuk gas dari fosfor yang stabil, oleh karena itu siklus fosfor adalah “endogenik”. Dalam geosfer, fosfor terdapat dalam jumlah besar dalam mineral-mineral yang sedikit sekali larut seperti hidroksiapilit, garam kalsium. Adapun gambar dari siklus fosfor adalah sebagai berikut.
      Fosfor terlarut dari mineral-mineral fosfat dan sumber-sumber lainnya, seperti pupuk fosfat, diserap oleh tanaman dan tergabung dalam asam nukleat yang menyusun material genetic dalam organisme. Mineralisasi dari biomassa oleh pembusukan/penguraian mikroba mengembalikan fosfor kepada larutan garamnya yang kemudian dapat mengendap sebagai bahan mineral. Sejumlah besar dari mineral-mineral fosfat digunakan sebagai bahan pupuk, industry kimia, dan “food additives”. Fosfor merupakan salah satu komponen dari senyawa-senyawa sangat toksik, terutama insektisida organofosfat.

4.Siklus Belerang
Siklus belerang relative kompleks dimana melibatkan berbagai macam gas, mineral-mineral yang sukar larut dan beberapa sepsis lainnya dalam larutan. Siklus ini berkaitan dengan siklus oksigen dimana belerang bergabung dengan oksigen membentuk gas belerang oksida, SO2, sebagai bahan pencemar air. Diantara spesi-spesi yang secara siknifikan terlihat dalam siklus belerang adalah gas hydrogen sulfide H2S; mineral-mineral sulfide seperti PbS; asam sulfat H2SO4; belerang oksida, SO2 komponen utama dari hujan asam; dan belerang yang terikat dalam protein. Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman (wikipedia.org/wiki/Hujan_asam).
Belerang dari daratan cenderung terbawa air ke laut. Namun belerang di daratan tak tampak habis setelah jutaan tahun. Kapan belerang kembali ke darat? Melalui penguapan, kata ilmuwan zaman dulu. Tapi tak ada bukti bahwa laut menguapkan hidrogen sulfida yang baunya bukan main itu ke angkasa. Laut selalu berhawa segar.
Pertanyaan ini baru terjawab beberapa belas tahun yang lalu. Tumbuhan laut, yang memiliki sel2 sederhana. Tumbuhan ini berusaha hidup dengan menahan masuknya garam (NaCl) ke dalam selnya. Ini dilakukan dengan membentuk senyawa penahan yang berbahan baku belerang, karena pasok belerang di laut banyak sekali, datang dari daratan. Waktu sel mereka terurai, senyawa penahan ini pecah dan menghasilkan gas dimetil sulfida (DMS) yang lepas ke atmosfir. Kita pasti mengenali bau senyawa ini: segar, mirip ikan segar yang baru diangkat dari laut. Setiap saat, sejumlah besar senyawa ini dilepas ke atmosfir, dan syukurnya, senyawa ini mampu menjadi inti kondensasi uap air. Pada gilirannya, terbentuk awan, yang menjadi hujan. Saat hujan jatuh di darat, senyawa belerang ini dikembalikan ke daratan untuk dimanfaatkan makhluk daratan. Lalu ampasnya, dalam dibuang lagi (duh) ke laut, untuk diolah oleh alga-alga baik hati itu lagiYang merupakan bagian dari siklus belerang yang sangat penting adalah adanya gas SO2 sebagai bahan pencemar dan H2SO4 dalam atmosfer. Gas SO2 dikeluarkan dari pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung belerang. Efek utama dari belerang dioksida dalam atmosfer adalah kecenderungan untuk teroksidasi menghasilkan asam sulfat. Asam ini dapat menyebabkan terjadinya hujan asam (Achmad, Rukaesih; 2004).

5. Siklus Oksigen
          Senyawaan oksigen dengan semua unsure kecuali He, Ne, dan mungkin Ar dikenal. Molekul oksigen (dioksigen, O2 ) bereaksi dengan semua unsur lain kecuali halogen, beberapa logam mulia, dan gas-gas mulia baik dalam suhu ruangan atau pada pemanasan. Oksigen merupakan unsur yang vital bagi kehidupan di bumi ini. Siklus oksigen ditampilkan pada gambar di bawah ini

     6.  Siklus Air
Siklus air atau siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer melalui proses kondensasi, prespitasi, evaporasi, dan transpirasi.
Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai prespitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hujan salju bercampur es (sleet), hujan gerimis, atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi, beberapa prspitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh ke bumi yang kemudian ditangkap oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi tersebut bergerak secara kontinu dalam tiga cara berbeda, yaitu:
      Evaporasi
Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan di tempat-tempat lain akan menguap ke atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh awan uap air tersebut akan menjadi bintik-bintik air yang yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es, dan lain-lain.
      Infiltrasi/perkolasi
Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju permukaan tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau secara vertical dan horizontal di bawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Air permukaan
Air bergerak di atas permukaan tanah di dekat aliran utama dan danau. Makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat pada daerah urban (perkotaan). Sungai-sungai kecil bergabung dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar aliran sungai menuju laut. Proses perjalanan air di daratan terjadi dalam komponen-komponen yang membentuk sistem DAS (Daerah Aliran Sungai).
7. Siklus Materi (Mineral)
Beberapa mineral atau unsur hara yang penting bagi tumbuhan adalah fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang. Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfor terdapat dalam asam nukleat yang berperan dalam mengangkut energi dan diperlukan dalam jumlah kecil dan dalam bentuk supefosfat. Fosfor lebih tahan pembasuhan dan ketersediannya di alam bergantung pada pH tanah.
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut dalam air atau air laut akan terkikis dan mengendap dalam sediment laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fofat dan batu karang dan fosil yang terkikis akan membentuk fosfat anorganik kembali yang terlarut di air tanah dan air laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan
Kalium diperlukan dalam jumlah sedang dan tersedia di alam sebagai ion yang terdapat pada tumbuhan koloid tanah. Pada tanah humus terdapat banyak kalium, tetapi dalam bentuk yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung sehingga perlu pemupukan kalium  yang dibutuhkan tanah dalam bentuk kalium iodida.
B.  DAUR SIKLUS BIOGEOKIMIA
Siklus biogeokimia merupakan siklus atau proses perputaran yang secara tetap atau berpola, daur siklus biogeokimia meliputi Daur Karbon dan Oksigen, Daur nitrogen, Daur Fosfor, Daur Air
Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil  menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya.
1.      Daur nitrogen
Di alam, Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein, dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan nitrat.
• Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfir ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen. Fiksasi nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri Rhizobium yang bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri Azotobacter dan Clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen.
• Tahap kedua
Nitrat yang di hasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, mahluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri Nitrosomonas mengubah amoniak dan senyawa ammonium menjadi nitrat oleh Nitrobacter. Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.
2.      Daur Fosfor
Posfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua makhluk hidup membutuhkan posfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri Fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel.
Posfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion Fosfat terdapat dalam bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen. Adanya pergerakan dasar bumi menyebabkan sedimen yang mengandung fosfat muncul ke permukaan. Di darat tumbuhan mengambil fosfat yang terlarut dalam air tanah
Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya dan karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya. Seluruh hewan mengeluarkan fosfat melalui urin dan feses.Bakteri dan jamur mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah lalu melepaskan pospor kemudian diambil oleh tumbuhan.
3.      Daur Air
Air di atmosfer berada dalam bentuk uap air yang natinya akan mengalami siklus hidrologi. Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air di atmosfer mengalamikondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air permukaan tanah dan air tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat.
Hewan memperoleh air langsung dari air permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan manusia menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan dan manusia sebagai urin dan keringat.
Air tanah dan air permukaan sebagia mengalir ke sungai, kemudian ke danau dan ke laut. Siklus ini di sebut Siklus Panjang. Sedangkan siklus yang dimulai dengan proses Transpirasi dan Evapotranspirasi dari air yang terdapat di permukaan bumi, lalu diikuti oleh Presipitasi atau turunnya air ke permukaan bumi disebut Siklus Pe



8. Hukum Kekekalan Energi
Hukum kekekalan energi adalah prinsip fisika yang menyatakan bahwa, dalam sistem tertutup, energi tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Hal ini dinyatakan dalam Hukum Pertama Termodinamika, yang menyatakan bahwa energi dapat berubah menjadi berbagai bentuk, seperti cahaya atau panas, tetapi jumlah keseluruhan energi adalah kekal, atau tetap konstan. Umumnya, hukum ini digambarkan dengan pendulum. Ketinggian di mana bola dilepaskan di salah satu ujung pendulum akan sama dengan tinggi bola akan dicapai pada ujung yang lain. Bahkan, dalam lingkungan secara teoritis tidak ada gesekan, bola akan terus berayun bolak-balik selamanya.

Energi tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat diubah, seperti ketika panel surya mengubah cahaya dan energi radiasi dari matahari menjadi energi listrik yang dapat digunakan.
8.  Hukum kekekalan energi
Sebagai sebuah konsep fundamental dalam fisika, hukum kekekalan energi memberikan penjelasan bagaimana energi adalah kekal dan dikonversi dalam sebuah sistem. Umumnya, salah satu bentuk energi dapat dikonversi menjadi bentuk lain energi. Sebagai contoh, energi potensial dapat diubah menjadi energi kinetik.
Energi Kinetik
Energi kinetik dari benda tertentu adalah energi yang dimiliki saat bergerak. Seperti yang ungkapan, energi kinetik sama dengan setengah dari massa benda dikalikan dengan kuadrat kecepatan benda, atau EK = ½ mv2. Energi kinetik terdiri dari tiga jenis energi. Energi kinetik vibrasi energi karena gerak getaran, dan energi kinetik rotasi adalah energi karena gerak rotasi. Energi kinetik translasi adalah energi karena gerak pusat massa dari satu titik ke titik lain.
Energi potensial
Secara umum, energi potensial suatu benda adalah energi yang disimpan sementara pada saat diam pada medan gaya. Gravitasi adalah kekuatan yang bertindak atas benda dan memberikan energi potensial. Sebagai contoh, sebuah bola di atas bukit memiliki sejumlah energi yang tersimpan karena gravitasi. Jenis lain dari energi potensial meliputi listrik, magnet, dan elastis. Contoh dari energi potensial elastis adalah pegas yang membentang.

Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi potensial bola di atas bukit umumnya diubah menjadi energi kinetik ketika bola mulai bergulir menuruni bukit akibat gravitasi. Demikian pula, energi potensial pegas diregangkan menjadi energi kinetik saat pegas dilepaskan. Dalam pendulum, hukum menetapkan bahwa, ketika bola berada pada titik tertinggi, semua energi adalah energi potensial dan ada nol energi kinetik. Pada titik terendah bola, semua energi kinetik pada bola dan ada nol energi potensial. Energi total bola adalah jumlah energi potensial dan energi kinetik.
9,10. Pengertian Habitat dan Nisisa disertai Contoh
HABITAT DAN NISIA :

Didalam ekosistem, habitat atau tempat hidup organisme sangat erat hubungannya dengan nisia . untuk mengetahui hubungan keduanya dengan lebih jelas ,  perhatikanlah Penjelasan Berikut.



HABITAT :

suatu organisme mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan organisme lainnya. kebutuhan tersebut diperolehnya dari lingkungan. oleh karena itu , organisme tertentu hidup di lingkungan dengan kondisi tertentu pula. tempat hidup alami organisme disebut habitat.
   habitat menyediakan makanan dan tempat berlindung bagi makhluk hidup. misalnya , habitat semut hitam adalah di kebun atau di semak-semak. habitat kadal di sela-sela rerumputan atau di semak-semak.

NISIA : 

didalam habitatnya setiap makhluk hidup mempunyai peranan tertentu, yaitu melakukan hal yang dapat dilakukan oleh makhluk hidup di habitatnya. contohnya, dibawah semak-semak yang sama, semut mencari sisa-sisa bahan organik , sedankan kadal mencari serangga. jadi , peranan semut dan kadal berbeda, meskipun berada di habitat yang sama . peranan makhluk hidup di habitatnya tersebut disebut nisia. nisia berkaitan dengan jenis makanan, cara mencari makanan , dan waktu mencari makanan.
   nisia terbentuk untuk menghindari persaingan ( kompetisi ) antar spesies. misalnya, dipucuk tanaman hidup kutu dan daun ulat . kutu daun menghisapcairan tumbuhan, sedangkan ulat memakan daunnya. pada habitat yang sama, kedua hewan tersebut dapat hidup berdampingan karena masing masing memiliki nisia yang berbeda. contoh lain adalah burung pemakan serangga yang mencari makan di siang hari , sedangkan kelelawar mencari makan di malam hari . antara kedua jenis hewan tersebut tidak terjadi kompetisi karena waktu pencarian makan yang berbeda. jadi, burung pemakan serangga dan kelelawar pemakan serangga dapat hidup di habitat yang sama , tetapi nisianya berbeda.  dari uraian itu dapat dikatakan bahwa habitat itu melupakan "alamat" organisme , sedangkan nisia merupakan "pekerjaan" organisme.


11. Pengertian Suksesi, macam-macam dan contoh
Pengertian Suksesi Suksesi adalah suatu proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang terjadi pada suatu komunitas dalam jangka waktu tertentu hingga terbentuk komunitas baru yang berbeda dengan komunitas semula. Dengan perkataan lain. suksesi dapat diartikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Suksesi terjadi sebagai akibat modifikasi lingkungan fisik dalam komunitas atau ekosistem. Akhir proses suksesi komunitas yaitu terbentuknya suatu bentuk komunitas klimaks. Komunitas klimaks adalah suatu komunitas terakhir dan stabil (tidak beruba h) yang mencapai keseimbangan dengan ling kungannya. Komunitas klimaks ditandai dengan tercapainya homeostatis atau keseimbangan, yaitu suatu komunitas yang mampu mempertahankan kestabilan komponennya dan dapat bertahan dan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Berdasarkan kondisi habitat pada awal suksesi, dapat dibedakan dua macam suksesi, yaitu suksesi primer dan suksesi sekunder. a. Suksesi Primer Suksesi primer terjadi jika suatu komunitas mendapat gangguan yang mengakibatkan komunitas awal hilang secara total sehingga terbentuk habitat baru. Gangguan tersebut dapat terjadi secara alami maupun oleh campur tangan manusia. Gangguan secara alami dapat berupa tanah longsor, letusan gunung berapi, dan endapan lumpur di muara sungai. Gangguan oleh campur tangan manusia dapat berupa kegiatan penambangan (batu bara, timah, dan minyak bumi). Suksesi primer ini diawali tumbuhnya tumbuhan pionir, biasanya berupa lumut kerak. Lumut kerak mampu melapukkan batuan menjadi tanah sederhana. Lumut kerak yang mati akan diuraikan oleh pengurai menjadi zat anorganik. Zat anorganik ini memperkaya nutrien pada tanah sederhana sehingga terbentuk tanah yang lebih kompleks. Benih yang jatuh pada tempat tersebut akan tumbuh subur. Setelah itu. akan tumbuh rumput, semak, perdu, dan pepohonan. Bersamaan dengan itu pula hewan mulai memasuki komunitas yang haru terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena suksesi komunitas tumbuhan biasanya selalu diikuti dengan suksesi komunitas hewan. Secara langsung atau tidak langsung. Hal ini karena sumber makanan hewan berupa tumbuhan sehingga keberadaan hewan pada suatu wilayah komunitas tumbuhan akan senantiasa menyesuaikan diri dengan jenis tumbuhan yang ada. Akhirnya terbentuklah komunitas klimaks atau ekosistem seimbang yang tahan terhadap perubahan (bersifat homeostatis).Salah satu contoh suksesi primer yaitu peristiwa meletusnya gunung Krakatau. Setelah letusan itu, bagian pulau yang tersisa tertutup oleh batu apung dan abu sampai kedalaman rata – rata 30 m. Suksesi sekunder terjadi jika suatu gangguan terhadap suatu komunitas tidak bersifat merusak total tempat komunitas tersebut sehingga masih terdapat kehidupan / substrat seperti sebelumnya. Proses suksesi sekunder dimulai lagi dari tahap awal, tetapi tidak dari komunitas pionir. Gangguan yang menyebabkan terjadinya suksesi sekunder dapat berasal dari peristiwa alami atau akibat kegiatan manusia. Gangguan alami misalnya angina topan, erosi, banjir, kebakaran, pohon besar yang tumbang, aktivitas vulkanik, dan kekeringan hutan. Gangguan yang disebabkan oleh kegiatan manusia contohnya adalah pembukaan areal hutan. Proses suksesi sangat terkait dengan faktor linkungan, seperti letak lintang, iklim, dan tanah. Lingkungan sangat menentukan pembentukkan struktur komunitas klimaks. Misalnya, jika proses suksesi berlangsung di daerah beriklim kering, maka proses tersebut akan terhenti (klimaks) pada tahap komunitas rumput; jika berlangsung di daerah beriklim dingin dan basah, maka proses suksesi akan terhenti pada komunitas (hutan) conifer, serta jika berlangsung di daerah beriklim hangat dan basah, maka kegiatan yang sama akan terhenti pada hutan hujan tropic. Lalu proses suksesi sangat beragam, tergantung kondisi lingkungan. Proses suksesi pada daerah hangat, lembab, dan subur dapat berlangsung selama seratus tahun. Coba kalian bandingkan kejadian suksesi pada daerah yang ekstrim (misalnya di puncak gunung atau daerah yang sangat kering). Pada daerah tersebut proses suksesi dapat mencapai ribuan tahun. Kecepatan proses suksesi dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut : Luas komunitas asal yang rusak karena gangguan. Jenis-jenis tumbuhan yang terdapat di sekitar komunitas yang terganggu. Kehadiran pemencar benih. Iklim, terutama arah dan kecepatan angina yang membantu penyebaran biji, sporam dan benih serta curah hujan. Jenis substrat baru yang terbentuk Sifat – sifat jenis tumbuhan yang ada di sekitar tempat terjadinya suksesi. Sukses tidak hanya terjadi di daratan, tetapi terjadi pula di perairan misalnya di danau dan rawa. Danau dan rawa yang telah tua akan mengalami pendangkalan oleh tanah yang terbawa oleh air. Danau yang telah tua ini disebut eutrofik. Telah dijelaskan bahwa akhir sukses adalah terbentuknya suatu komunitas klimaks. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut : Hidroser yaitu sukses yang terbentuk di ekosistem air tawar. Haloser yaitu suksesi yang terbentuk di ekosistem air payau xeroser yaitu sukses yang terbentuk di daerah gurun. Pembentukkan komunitas klimaks sangat dipengaruhi oleh musim dan biasanya komposisinya bercirikan spesies yang dominant. Berdasarkan pengaruh musim terhadap bentuknya komunitas klimaks, terdapat dua teori sebagai berikut : Hipotesis monoklimaks menyatakan bahwa pada daerah musim tertentu hanya terdapat satu komunitas klimaks Hipoteis poliklimaks mengemukakan bahwa komunitas klimaks dipengaruhi oleh berbagai faktor abiotik yang salah satunya mungkin dominan. 

(sumber : http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-suksesi.html)

12. Pengertian Faktor Pembatas

Pengertian dari faktor pembatas adalah suatu yang dapat menurunkan tingkat jumlah dan perkembangan suatu ekosistem . faktor lingkungan menjadi faktor pembatas, baik itu abiotik maupun biotik. Diantaranya adalah Cahaya, Suhu, Air, Tanah dan banyak lagi.
1. Proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup termasuk tumbuhtumbuhan pada dasarnya akan dipengaruhi dan mempengaruhi faktor-faktor lingkungan, seperti cahaya, suhu atau nutrien dalam jumlah minimum dan maksimum.

2. Tumbuhan untuk dapat hidup dan tumbuh dengan baik membutuhkan sejumlah nutrien tertentu (misalnya unsur-unsur nitrat dan fosfat) dalam jumlah minimum. Jika hal tersebut tidak terpenuhi maka pertumbuhan dan perkembangannya akan terganggu. Dalam hal ini unsur-unsur tersebut sebagai faktor ekologi berperan sebagai faktor pembatas.

3. Faktor-faktor lingkungan sebagai faktor pembatas ternyata tidak saja berperan sebagai faktor pembatas minimum, tetapi terdapat pula faktor pembatas maksimum. Bagi tumbuhan tertentu misalnya factor lingkungan seperti suhu udara atau kadar garam (salinitas) yang terlalu rendah/sedikit atau terlalu tinggi/banyak dapat mempengaruhi berbagai proses fisiologinya. Faktor-faktor lingkungan tersebut dinyatakan penting jika dalam keadaan minimum, maksimum atau optimum sangat berpengaruh terhadap proses kehidupan tumbuh-tumbuhan menurut batas-batas toleransi tumbuhannya.

4. Pengaruh faktor-faktor lingkungan dan kisarannya untuk suatu tumbuh-tumbuhan berbeda-beda, karena satu jenis tumbuhan mempunyai kisaran toleransi yang berbeda-beda menurut habitat dan waktu yang berlainan. Tetapi pada dasarnya secara alami kehidupannya dibatasi oleh: jumlah dan variabilitas unsur-unsur faktor lingkungan tertentu (seperti nutrien dan faktor fisik, misalnya suhu udara) sebagai kebutuhan minimum, dan batas toleransi tumbuhan terhadap faktor atau sejumlah faktor lingkungan tersebut.

5. Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas kemudian dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang dikemukakan oleh F.F Blackman, yang menyatakan: jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu proses pada suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang pembatas pada suatu saat.

13. Pengertian Hukum Toleransi dan Contoh
Kemampuan hidup organisme pada kondisi lingkungan  tertentu disebut Rentang Toleransi. Setiap pupulasi dalam ekosistem mempunyai rentang toleransi yang berbeda terhadap variasi kondisi lingkungan.
Hukum Toleransi menyatakan bahwa keberadaan, kelimpahan dan penyebaran spesies tertentu dalam suatu ekosistem ditentukan oleh satu atau lebih factor fisik dan kimia lingkungan yang masih bisa ditoleransi oleh spesies  tersebut.
Setiap spesies dalam ekosistem mempunyai Batas Toleransi yaitu batas minimum dan maksimum kondisi fisik dan kimia lingkungan untuk bertahan hidup, misalnya lumut membutuhkan kondisi lingkungan yang lembab dan kattus membutuhkan kondisi lingkungan yang kering sehingga setiap organisme mempunyai rentang toleransi yang berbeda.

14. Pengertian Daya Lenting dan Contoh
Daya Lenting (Resilience) adalah suatu sistem untuk kembali lagi ke kondisi awal/semula setelah mengalami gangguan baik itu dengan cara bertahan ataupun beradaptasi dengan perubahan. Di dalam suatu ekosistem dimana pada kasus ini adalah Ekosistem Terumbu Karang membutuhkan suatu sistem yang dinamakan sistem daya lenting yang dapat membuat ekosistem tersebut ketika mendapat gangguan dari luar yang menyebabkan kesehatannya terganggu dapat bertahan dan pulih kembali sehingga saat ekosistem tersebut dapat kembali normal.
Ada 2 (dua) komponen di dalam daya lenting yaitu:
š(a) Kemampuan untuk menyerap atau menahan dampak tekanan/stres (Resistance) ,dan
(b) Kemampuan untuk pulih (Recovery)

Untuk tipe daya lenting dibagi menjadi 2 (dua) yaitu secara biologis dan sosial
A. Biologis
Daya Lenting Biologis adalah melihat kemampuan dari terumbu karang itu sendiri untuk bertahan/pulih kembali dari gangguan yang ada disekitarnya. ada beberapa syarat yang diperlukan oleh terumbu karang untuk memiliki daya lenting secara biologis yaitu pada saat rekrutmen atau saat tumbuh kembali. Rekrutmen adalah saat suatu karang yang mati karena gangguan tumbuh kembali dalam proses rekrutmen yaitu tumbuh di tempat lain (berbeda dengan tempat sebelumnya). Diperlukan kriteria-kriteria yang dapat menjamin proses rekrutmen terumbu karang bisa berjalan dengan baik seperti adanya ketersediaan substrat baru untuk larva karang baru menempel dan kemudian tumbuh. Kualitas air yang baik juga diperlukan seperti tersedianya suplai makanan, arus yang tidak terlalu kencang, sampainya cahaya matahari yang berarti perairan tersebut tidak keruh. Terakhir adalah adanya biota herbivora disekitar wilayah Rekrutmen tersebut untuk mengontrol jumlah alga yang tumbuh diwilayah tersebut karena alga merupakan kompetitor karang dalam proses rekrutmen. Sedangkan untuk tumbuh kembali, terumbu karang membutuhkan perbaikan dan pertumbuhan serta kompetitor yang tidak menganggu proses karang tersebut tumbuh kembali ditempat yang sama, untuk daya lenting tumbuh kembali, faktor dari terumbu karang itu sendiri lebih banyak berperan dalam keberhasilannya.

Untuk melihat apakah disuatu ekosistem terumbua karang tersebut proses daya lenting berjalan dengan baik dapat dilihat dari perhitungan Tutupan Karang Keras yang tinggi, Keanekaragaman Tinggi, Rendahnya gangguan serta penyakit, serta rentang (ukurang) koloni karang yang luas/lebar.

B. Sosial
Daya Lenting secara Sosial berarti adanya jaminan dari penduduk atau masyarakat sekitar untuk tidak adanya gangguan dari faktor manusia yang dapat menganggu ekosistem terumbu karang pada saat proses daya lenting berjalan untuk ekosistem tersebut kembali menjadi normal. Apablila faktor gangguan dari manusia dapat ditekan seminimal mungkin maka akan mengurangi tekanan dari terumbu karang itu sendiri sehingga persentase untuk Resistance dan Recovery kembali akan lebih tinggi.



15. Pengertian Daya Dukung Lingkungan dan Contoh :
Menurut Soerjani et al. (1987), pengertian daya dukung lingkungan adalah batas teratas dari pertumbuhan suatu populasi saat jumlah populasi tidak dapat didukung lagi oleh sarana, sumber daya dan lingkungan yang ada. Menurut Khana dalam  KLH (2010) daya dukung lingkungan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk mendapatkan hasil atau produk di suatu daerah dari sumber daya alam yang terbatas dengan mempertahankan jumlah dan kualitas sumberdayanya.
Sesuai dengan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa daya dukung lingkungan tidak hanya diukur dari kemampuan lingkungan dan sumberdaya alam dalam mendukung kehidupan manusia, tetapi juga dari kemampuan menerima beban pencemaran dan bangunan.
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Pengertian (Konsep) dan Ruang Lingkup Daya Dukung Lingkungan Menurut UU No. 23/ 1997, daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antarkeduanya. Menurut Soemarwoto (2001), daya dukung lingkungan pada hakekatnya adalah daya dukung lingkungan alamiah, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. Menurut Khanna (1999), daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua) komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).
Sedangkan menurut Lenzen (2003), kebutuhan hidup manusia dari lingkungan dapat dinyatakan dalam luas area yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan manusia. Luas area untuk mendukung kehidupan manusia ini disebut jejak ekologi (ecological footprint). Lenzen juga menjelaskan bahwa untuk mengetahui tingkat keberlanjutan sumber daya alam dan lingkungan, kebutuhan hidup manusia kemudian dibandingkan dengan luas aktual lahan produktif. Perbandingan antara jejak ekologi dengan luas aktual lahan produktif ini kemudian dihitung sebagai perbandingan antara lahan tersedia dan lahan yang dibutuhkan. Carrying capacity atau daya dukung lingkungan mengandung pengertian kemampuan suatu tempat dalam menunjang kehidupan mahluk hidup secara optimum dalam periode waktu yang panjang. Daya dukung lingkungan dapat pula diartikan kemampuan lingkungan memberikan kehidupan organisme secara sejahtera dan lestari bagi penduduk yang mendiami suatu kawasan.
Definisi Daya Dukung Lingkungan/Carrying Capacity yang lain adalah sebagai berikut:
a.  Jumlah organisme atau spesies khusus secara maksimum dan seimbang yang dapat didukung oleh suatu lingkungan
b. Jumlah penduduk maksimum yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut
c.  Jumlah makhluk hidup yang dapat bertahan pada suatu lingkungan dalam periode jangka panjang tampa membahayakan lingkungan tersebut
d. Jumlah populasi maksimum dari organisme khusus yang dapat didukung oleh suatu lingkungan tanpa merusak lingkungan tersebut
e.  Rata-rata kepadatan suatu populasi atau ukuran populasi dari suatu kelompok manusia dibawah angka yang diperkirakan akan meningkat, dan diatas angka yang diperkirakan untuk menurun disebabkan oleh kekurangan sumber daya. Kapasitas pembawa akan berbeda untuk tiap kelompok manusia dalam sebuah lingkungan tempat tinggal, disebabkan oleh jenis makanan, tempat tinggal, dan kondisi sosial dari masing-masing lingkungan tempat tinggal tersebut.

Dengan demikian, daya dukung lingkungan hidup terbagi menjadi dua komponen yaitu kapasitas penyediaan (supportive capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative capacity).