Saat
Sakit menghampiri
26
April 2013
Yasmin
I’liyin
Jika
ada yang bertanya sekarang musim apa?, jawaban yang cocok rasanya sekarang
musim sakit. Hal ini, terlihat dari banyaknya sobat muslim yang jatuh sakit.
Dan salah satu penyebabnya adalah karena
cuaca yang tidak menentu, tiba-tiba panas dan tiba-tiba berubah menjadi
hujan yang deras.
Lantas,
bagaimana cara menyikapinya jika ternyata sakit itu yang datang menghampiri dan
menyapa kita? Haruskah kita mengeluh dan mengaduh karena sakit yang dirasakan?
Haruskah kita menjadi lemah dan tak berdaya?
Sakit
adalah lawan dari sehat tentunya. Menurut Dr.Muhammad Ar-Rukban dalam salah
satu karyanya, asal-muasal dari sakit adalah kekurangan. Tubuh sakit berarti
kurang kekuatan, hati sakit berarti kurang agama atau futur (lemah) dalam
kebenaran. Orang sakit berarti orang yang terganggu kesehatannya baik sebagian
ataupun seluruh anggota badannya.
Ketika
sakit datang menghampiri kita, ada berbagai makna yang tersirat didalamnya.
Sakit itu bisa saja bermakna cobaan bagi kita. Cobaan sebagai bukti tanda kasih
Allah S.W.T. Dalam menghadapi cobaan tersebut sudah tentu kita harus bersabar.
Bukankah kesabaran orang yang sakit
berarti mendapatkan balasan yang baik di sisi Allah SWT. Sesuai dengan Q.S
Az-Zumar ayat 10 yang artinya “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala tanpa batas”.
Biasanya,
yang menyebabkan kita bersedih hati saat sakit adalah ketika kita tidak bisa
beraktivitas seperti biasanya saat sakit. Sehingga terkadang kita memaksakan
diri untuk tetap beraktivitas meski tubuh lemah. Padahal, sejatinya saat sakit
tubuh kita meminta haknya untuk beristirahat sejenak agar kembali sehat. Namun,
bukan berarti kita harus tetap istirahat saat tubuh ini sudah kembali sehat.
Jangan dzolimi tubuh kita saat sakit, karena ketahuilah saat sakit dan seorang
hamba tersebut istirahat Allah akan tetap menuliskan pahala dari perbuatan yang
diamalkannya di masa sehat. Subhanallah, betapa Maha Pemurah Allah SWT.
Selain
bersabar dan tidak bersedih hati karena tidak bisa optimal menjalankan
aktivitas, kita juga harus tetap bersyukur saat sakit datang menyapa. Mengapa
seperti itu? Karena saat sakit kita baru bisa merasakan berbagai kenikmatan
yang tersembunyi selama ini dari diri kita. Begitu banyak kenikmatan ketika
sehat tidak kita sadari, seperti nikmat melihat yang baru terasa betapa
berharganya saat mata kita sakit dan penglihatan menjadi kabur.
Lalu,
apakah cukup berhenti sampai disini saat kita sakit? Tentunya tidak, bukankah
setiap orang sakit menginginkan kesembuhan? Dan untuk menuju kesembuhan kita
harus melakukan berbagai usaha. Usaha yang bisa dilakukan diantaranya yaitu :
1) Banyak berdo’a untuk kesembuhan sesuai dengan Firman Allah dalam surat
Al-mu’min ayat 60 yang artinya “Berdo’alah kepadaku, niscaya aku akan kabulkan
do’amu “. 2) Memperbanyak dan memperbaiki ibadah terutama membaca Al-Qur’an
karena Al-Qur’an sesungguhnya adalah obat untuk kita semua (Q.S Al-Isra :82).
3). Bersedekah, perbanyaklah sedekah saat sakit karena sedekah membuat kita
menjadi jauh dari bahaya termasuk sakit. 4) Meminum obat yang menyembuhkan,
diusahakan kita mengobati dengan obat yang dianjurkan oleh Rasulullah seperti
madu, jintan hitam dan meminum air putih. Namun, jika penyakit kita sudah berat
maka barulah kita pergi ke dokter dan mengkonsumsi obat kimia yang konsumsinya
halal.
Sobat
muslim, bumi ini berputar. Selalu ada
berbagai kemungkinan dalam hidup. Begitupun dalam sakit, ada dua kemungkinan
untuk orang sakit yaitu sembuh dari sakitnya atau tidak kunjung sembuh dari
sakit. Ketahuilah, saat kita sudah sembuh dari rasa sakit yang diderita, maka
kita harus menyadari dengan kesembuhan dan keselamatan yang diberikan oleh
Allah SWT, kita harus menyadari bahwa seorang muslim itu diperintahkan untuk
mengikuti perintah Allah SWT dalam keadaan susah maupun senang, dalam kondisi
sehat maupun sakit. Tapi, bagaimana kalau kita mendapatkan kemungkinan yang
kedua? Sakit kita tak kunjung sembuh meski segala usaha telah dilakukan. Jangan
bersedih sobat, kalau penyakit kita tidak juga sembuh, kita tetap menjadi orang
yang paling berbahagia dengan taubat tulus yang menutup hidup kita. Karena,
sesungguhnya dosa kita ikut berguguran ketika kita merasakan sakit (Wallahu
a’lam J).