Kamis, 02 Juli 2015

Saat Sakit Menghampiri

Saat Sakit menghampiri
26 April 2013
Yasmin I’liyin

Jika ada yang bertanya sekarang musim apa?, jawaban yang cocok rasanya sekarang musim sakit. Hal ini, terlihat dari banyaknya sobat muslim yang jatuh sakit. Dan salah satu penyebabnya adalah karena  cuaca yang tidak menentu, tiba-tiba panas dan tiba-tiba berubah menjadi hujan yang deras.
Lantas, bagaimana cara menyikapinya jika ternyata sakit itu yang datang menghampiri dan menyapa kita? Haruskah kita mengeluh dan mengaduh karena sakit yang dirasakan? Haruskah kita menjadi lemah dan tak berdaya?
Sakit adalah lawan dari sehat tentunya. Menurut Dr.Muhammad Ar-Rukban dalam salah satu karyanya, asal-muasal dari sakit adalah kekurangan. Tubuh sakit berarti kurang kekuatan, hati sakit berarti kurang agama atau futur (lemah) dalam kebenaran. Orang sakit berarti orang yang terganggu kesehatannya baik sebagian ataupun seluruh anggota badannya.
Ketika sakit datang menghampiri kita, ada berbagai makna yang tersirat didalamnya. Sakit itu bisa saja bermakna cobaan bagi kita. Cobaan sebagai bukti tanda kasih Allah S.W.T. Dalam menghadapi cobaan tersebut sudah tentu kita harus bersabar. Bukankah kesabaran  orang yang sakit berarti mendapatkan balasan yang baik di sisi Allah SWT. Sesuai dengan Q.S Az-Zumar ayat 10 yang artinya “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas”.
Biasanya, yang menyebabkan kita bersedih hati saat sakit adalah ketika kita tidak bisa beraktivitas seperti biasanya saat sakit. Sehingga terkadang kita memaksakan diri untuk tetap beraktivitas meski tubuh lemah. Padahal, sejatinya saat sakit tubuh kita meminta haknya untuk beristirahat sejenak agar kembali sehat. Namun, bukan berarti kita harus tetap istirahat saat tubuh ini sudah kembali sehat. Jangan dzolimi tubuh kita saat sakit, karena ketahuilah saat sakit dan seorang hamba tersebut istirahat Allah akan tetap menuliskan pahala dari perbuatan yang diamalkannya di masa sehat. Subhanallah, betapa Maha Pemurah Allah SWT.
Selain bersabar dan tidak bersedih hati karena tidak bisa optimal menjalankan aktivitas, kita juga harus tetap bersyukur saat sakit datang menyapa. Mengapa seperti itu? Karena saat sakit kita baru bisa merasakan berbagai kenikmatan yang tersembunyi selama ini dari diri kita. Begitu banyak kenikmatan ketika sehat tidak kita sadari, seperti nikmat melihat yang baru terasa betapa berharganya saat mata kita sakit dan penglihatan menjadi kabur.
Lalu, apakah cukup berhenti sampai disini saat kita sakit? Tentunya tidak, bukankah setiap orang sakit menginginkan kesembuhan? Dan untuk menuju kesembuhan kita harus melakukan berbagai usaha. Usaha yang bisa dilakukan diantaranya yaitu : 1) Banyak berdo’a untuk kesembuhan sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al-mu’min ayat 60 yang artinya “Berdo’alah kepadaku, niscaya aku akan kabulkan do’amu “. 2) Memperbanyak dan memperbaiki ibadah terutama membaca Al-Qur’an karena Al-Qur’an sesungguhnya adalah obat untuk kita semua (Q.S Al-Isra :82). 3). Bersedekah, perbanyaklah sedekah saat sakit karena sedekah membuat kita menjadi jauh dari bahaya termasuk sakit. 4) Meminum obat yang menyembuhkan, diusahakan kita mengobati dengan obat yang dianjurkan oleh Rasulullah seperti madu, jintan hitam dan meminum air putih. Namun, jika penyakit kita sudah berat maka barulah kita pergi ke dokter dan mengkonsumsi obat kimia yang konsumsinya halal.
Sobat muslim, bumi ini berputar.  Selalu ada berbagai kemungkinan dalam hidup. Begitupun dalam sakit, ada dua kemungkinan untuk orang sakit yaitu sembuh dari sakitnya atau tidak kunjung sembuh dari sakit. Ketahuilah, saat kita sudah sembuh dari rasa sakit yang diderita, maka kita harus menyadari dengan kesembuhan dan keselamatan yang diberikan oleh Allah SWT, kita harus menyadari bahwa seorang muslim itu diperintahkan untuk mengikuti perintah Allah SWT dalam keadaan susah maupun senang, dalam kondisi sehat maupun sakit. Tapi, bagaimana kalau kita mendapatkan kemungkinan yang kedua? Sakit kita tak kunjung sembuh meski segala usaha telah dilakukan. Jangan bersedih sobat, kalau penyakit kita tidak juga sembuh, kita tetap menjadi orang yang paling berbahagia dengan taubat tulus yang menutup hidup kita. Karena, sesungguhnya dosa kita ikut berguguran ketika kita merasakan sakit (Wallahu a’lam J).