Kamis, 19 Maret 2015

Hari Air Sedunia :)

HARI AIR? APA SIH?
Hari Air Sedunia, diperingati setiap tanggal 22 Maret, sejak diumumkan pada Sidang Umum PBB ke-47, di Rio de Jeneiro, Brazil, pada pada 22 Desember 1992.Hari Air Sedunia (World Day for Water) adalah perayaan yang ditujukan sebagai usaha-usaha menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha penyadaran untuk pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan (Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Hari_Air_Sedunia)
Sejarah
Secara formal hari air sedunia ini diajukan dalam agenda 21 pada pertemuan di Rio de Janeiro, Brazil di tahun1992 oleh badan PBB yang mengurusi lingkungan dan pembangunan (UNCED — United Nations Conferece on Environment and Development).
Isu tersebut terus bergulir dan berkembang dan menjadi perhatian serta mendapat dukungan dari publik sampai saat ini. Di saat inipun Hari Air Seduinia menjadi trend popular di kancah jejaring sosial.
PBB dan anggotanya, termasuk Indonesia, menyerukan penetapan Hari Air Sedunia ini, dan merekomendasikannya untuk dipromosikan lewat kegiatan kegiatan nyata. Setiap tahunnya, salah satu lembaga dunia yang berkecimpung dalam isu isu air memprakarsai dan mengkoordinasi kegiatan internasional untuk Hari air Sedunia.
Sejak 2003, UN-Water bertanggungjawab dalam tema, pesan, dan membidangi badan dunia berkenaan dengan Hari Air Sedunia. Salah satu anggota PBB dari Internasional NGO yang bergerak dalam isu mempromosikan air bersih dan habitat air berkelanjutan menggunakan Hari Air Sedunia sebagai waktu untuk memfokuskan perhatian publik pada krisis air saat ini. Setiap 3 tahun, sejak tahun 1997, WWC (World Water Council) menghadirkan ribuan partisipan dalam pertemuan Forum Air Dunia, selama sepekan dalam Hari Air Sedunia. Partisipan dari lembaga lembaga dan NGO menekankan bahwa isu ketersediaan air sehat bagi jutaan umat manusa dan keterkaitan gender di konsumsi air sehat bagi keluarga. (KOMPASIANA)
Nah, bagaimana dengan kita mahasiswa muslim Geografi? Hari air sedunia memang tinggal hitungan hari. Memperingati hari air bukan berarti kita tidak boleh wudhu,mandi atau minum menggunakan air tapi mulai bijak menggunakan air. Dimulai dari hal sederhana dengan tidak membuka keran lebar-lebar saat wudhu. Bukankah Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan? Yu ingat lagi Q.S Al-A’raf ayat 31.
So, jadilah khalifah bumi yang menjaga kelestarian bumi. Bukankah air juga bagian dari bumi? Selamat Hari Air sedunia 2015 , salam ukhuwah dari FSIG J  


Jumat, 13 Maret 2015

Menulis/Mencoba ilmiah

Pemanfaatan Pabra (Peta Braille ASEAN) berbasis Edupreneur sebagai Media Pemahaman Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) untuk Siswa Penyandang Tunanetra

Oleh    : Yeyen Janatul I’liyin

Masyarakat Ekonomi ASEAN atau biasa disingkat MEA sudah ada di depan mata. Hal ini tentu saja menjadi tantangan tersendiri untuk masyarakat Indonesia. Sebagai bentuk realisasi dari tujuan akhir integrasi ekonomi akhir di kawasan Asia Tenggara, tentu saja MEA mempunyai dua bilah sisi.  Seperti pedang, satu sisi  merupakan sebuah peluang yang berujung keuntungan jika kita bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan satu sisi merupakan tantangan yang berujung ancaman jika kita tidak bisa menghadapinya. Peluang yang dihadapi Indonesia sebagian besar dibidang ekonomi, seperti meningkatnya integrasi ekonomi, meningkatnya daya saing ekonomi Indonesia di dunia, dan terbukanya lowongan pekerjaan di negara-negara Asia Tenggara. Semua peluang ekonomi ini jika dimanfaatkan dengan baik akan melahirkan kesejahteraan ekonomi di Indonesia yang berarti kesejahteraan kehidupan. Namun, dalam memanfaatkan peluang yang ada terlebih dahulu kita harus siap menghadapi tantangan. Ada banyak tantangan yang dipunyai Indonesia dalam menghadapi MEA, diantaranya tantangan bidang ekonomi,pendidikan,kapasitas sumber daya manusia dan sektor keuangan (Kompas,November). Indonesia akan mengalami ancaman atau kemunduran apabila tidak bisa mengatasi tantangan tersebut. Bukan hal yang mustahil kalau kita tidak menyiapkan tantangan sebaik mungkin, yang akan terjadi bukanlah kesejahteraan tetapi perekonomian Indonesia yang semakin menurun karena Indonesia tidak mampu bersaing dengan negara ASEAN yang lain.
Sampai saat ini Indonesia masih sedang mempersiapkan diri untuk menyambut MEA, meskipun baru pelaku ekonomi makro yang siap (http://jurnalasia.com). Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini, kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015 baru mencapai 82 persen ( Wangke H,2014). Ini menunjukan bahwa Indonesia perlu lebih usaha lagi agar bisa mencapai lebih meningkat.
Banyak hal yang disiapkan oleh Indonesia, terutama pada bidang peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas sumber daya manusia salah satunya adalah melalui peningkatan kualitas pendidikan. Dengan adanya pendidikan yang berkualitas diharapkan akan terbentuk generasi penerus yang siap menghadapi MEA. Pelatihan kewirausahaan, pemberian beasiswa, dan masih banyak hal lainnya dilakukan untuk meningkatkan kualitas generasi penerus Indonesia. Ironisnya, sampai saat ini peningkatan kualitas pendidikan dalam menyambut MEA hanya terfokus kepada siswa yang normal belum sampai menyentuh siswa yang mempunyai kebutuhan khusus.
Menurut Ganda Sumekar (2009:2) Anak berkebutuhan khusus adalah “anak-anak yang mengalami penyimpangan, kelainan atau ketunaan dalam segi fisik, mental, emosi dan sosial, atau dari gabungan dari hal-hal tersebut sedemikian rupa sehingga mereka memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus yang disesuaikan dengan penyimpangan,kelainan, atau ketunaan mereka.Anak-anak berkebutuhan khusus merupakan generasi penerus bangsa yang mempunyai potensi terpendam. Mereka berhak untuk ikut serta berperan aktif menyambut MEA melalui kemampuan yang mereka miliki. Cara untuk memahamkan MEA kepada siswa yang berkebutuhan khusus tentu saja berbeda dengan siswa normal lainnya. Oleh, karena itu perlu langkah inovatif dari para pendidik dan calon pendidik untuk turut serta memberikan pemahaman MEA kepada siswa berkebutuhan khusus agar terciptanya pendidikan inklusif dalam berbagai bidang.
            Ada berbagai macam golongan anak berkebutuhan khusus, dan dalam hal ini penulis lebih fokus terhadap tunanetra. Setiap golongan berkebutuhan khusus mempunyai pendekatan yang berbeda-beda dalam melakukan pemahaman sehingga diperlukan inovasi yang berbeda dalam menyampaikan pengetahuan MEA kepada mereka.
Pabra (Peta Braille ASEAN) berbasis Edupreneur penulis cetuskan untuk memudahkan siswa tunanetra memahami MEA. Konsep peta braille sebelumnya telah dicetuskan oleh mahasiswa UGM (ug.ac.id,2014) tetapi tidak berfokus terhadap MEA sehingga peta yang dibuat bukanlah peta Asia Tenggara.
Peta Braille adalah peta timbul digunakan layaknya peta pada umumnya, hanya saja pada permukaan yang menggambarkan suatu daerah dibuat timbul dan diberi tanda tersendiri yang sesuai dengan braille, hal ini dimaksudkan agar tunanetra dengan mudah mengenali tipografi suatu daerah dengan indera perabaannya. Simbol-simbol yang ada dibuat timbul dan mempunyai keterangan warna agar mudah dipahami oleh siswa tunanetra. Pabra (Peta Braille ASEAN) dibuat lebih spesifik  di wilayah Asia Tenggara. Hal ini bertujuan agar siswa dengan mudah  dapat memahami wilayah-wilayah Asia Tenggara dan dapat membandingkannya antara satu dengan yang lain.
Pemahaman siswa tunanetra dengan menggunakan Pabra (Peta Braille ASEAN) membutuhkan pendampingan dari guru. Hal ini bertujuan agar anak mendapatkan penjelasan yang lebih detail saat mempelajari Pabra. Penggunaan Pabra dilakukan dengan membimbing siswa tunanetra mempelajari satu persatu negara yang ada di Asia Tenggara. Saat siswa mempelajari peta, guru menjelaskannya dengan memasukan pengetahuan tentang MEA. Dalam hal ini, penjelasan tentang MEA berawal dari penjelasan kondisi geografis negara-negara di Asia Tenggara dan potensinya.
            Potensi-potensi yang ada di negara-negara wilayah Asia Tenggara dikorelasikan dengan kesiapan-kesiapan negara-negara tersebut dalam menghadapi MEA. Ini akan membantu mereka membandingkan kesiapan negara lain dengan negara Indonesia.
            Pabra  yang dicetuskan berbasis Edupreneur atau pendidikan kewirausahaan ini dilengkapi dengan keterangan perekonomian di setiap negara yang ada di Asia Tenggara. Setelah memahami keterangan perekonomian secara singkat. Guru atau pendamping siswa tunanetra menyisipkan pendidikan kewirausahaan dalam proses pembelajaran Pabra. Pendidikan kewirausahaan yang dijelaskan dengan media Pabra bertujuan agar siswa tunanetra tumbuh rasa ingin berwirausaha dan membantu kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA dengan wirausaha. Selain itu, pendidikan wirausaha tersebut juga dapat memotivasi siswa tunanetra untuk dapat berperan serta dalam persaingan menghadapi MEA tahun 2015. Berbasis pendidikan kewirausahaan dalam proses menciptakan iklim kewirausahaan pemerintah juga telah dikeluarkan INPRES No. 4 tahun 1995 dengan mencanangkan sebuah Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK).
            Harapan besar dari Pabra berbasis Edupreneur ini pada tahapan awal adalah agar pendidikan inklusif di Indonesia semakin baik sehingga pemahaman tentang MEA untuk siswa tunarungu dapat tersampaikan. Pada tahapan selanjutnya Pabra berbasis  Edupreneur ini akan mendukung terciptanya siswa tunarungu yang mempunyai semangat tinggi untuk berperan di bidang wirausaha dalam rangka menyiapkan diri menghadapi MEA 2015.


DAFTAR PUSTAKA
Anggraini,Rima Rizki.2013. Persepsi Orangtua Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus. Skripsi. UNP, Padang.
Departemen Perdagangan RI.2014. Menuju ASEAN Community 2015. Jakarta: Departemen Perdagangan RI

Karnita. 2008.  Perlukah Kewirausahaan Masuk Kurikulum Pendidikan.Gemari Edisi 91.Hlm 67.
Kompas.Indonesia Siap Hadapi Komunitas ASEAN. 4 November 2014. Hal.10

Puji Dwi  2010. Social Entrepreneurship.www.educar.org. . (diakses pada 15 Oktober

R Susi. 2002. Pendidikan Inklusif Ketika Hanya Ada Sedikit Sumber. Bandung : The Atlas Alliance 2014)
Rizaldy, Efwan Hasby. 2013. “Super Edureligipreneur” : Pendidikan Super Karakter Kewirausahaan Pada Siswa MA (Madrasah Aliyah) Se-Derajat Berbasis Four Rainbow Sector  Bagi Upaya Optimalisasi Dalam Pengurangan Jumlah Kemiskinan Di Indonesia. Essay. Program Studi Manajemen. Universitas Brawijaya,Malang.

Wangke,Humprey.2015.Peluang Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.Jakarta: DPR RI
.



http://jurnalasia.com (diakses pada 4 November 2014)

Minggu, 08 Maret 2015

Berbalik (part 1)

                                                                     Berbalik

Keasyikanku  memainkan hp sambil menunggu adikku yang masih MTs mengurus sesuatu di sekolahnya tiba-tiba terusik ketika seorang anak MTs melewatiku,,,Sosok pria remaja yang begitu terlihat manisnya, dengan pakaian yang begitu rapih, peci hitam yang sangat pas di kepalanya, dan berjalan begitu santun melewatiku. Tanpa kusadari dua sudut bibirku tertarik karena tiba-tiba teringat sesuatu....Sesuatu yang bermula dari cerita awal 4 tahun yang lalu.
##### Hari itu aku yang kebetulan menjabat sebagai ketua OSIS di MTs Putri Sabilul Halim baru selesai memberikan pengumuman ke anak kelas 7. Sebenarnya saat itu aku sedang buru-buru karena ada teman yang memanggilku di bawah. Namun, tiba-tiba langkahku terhenti di anak tangga teratas karena melihat seseorang yang beberapa hari ini membuatku tertarik.
Yaah,,dari tangga ini kami yang sekolahnya hanya terdiri dari siswi-siswi bisa dengan leluasa melihat anak MTs Putra Sabilul Halim yang hanya terdiri dari siswa-siswa. Senyumku pun merekah karena kini ku telah tau namanya, nama seorang pria yang menarik perhatianku karena rapih pakaiannya, jalannya yang sopan, peci hitam yang sangat pas, dan senyum merekah ketika dia berbicara. Meski hanya dari jauh bisa memandangnya tapi aku senang,,,dan kali ini hatiku berbisik..”Akhirnya aku tau namamu Dzul! Meski hanya nama panggilan setidaknya namamu bisa kucatat dalam harianku”.
“Lili ayo turun!!!!!” Nela memanggilku dengan suara yang membuatku tersentak dari pandanganku pada Dzul
. “Iya..tunggu bentar!” Kakiku langsung melangkah cepat menuruni tangga dan menghampiri Nella sahabat sekaligus wakil ketua OSIS bagiku.
 Dzul memang sukses mengisi hari-hariku setelah rapat OSIS beberapa pekan yang lalu. Kala itu kami anak putri rapat bersama anak putra yang terpilih bersama kakak-kakak kelas yang akan menurunkan jabatannya kepada kami untuk membahas pelantikan OSIS. Sebenarnya, waktu itu aku hanya duduk di pojok bersama Mba Uun,kakak kelasku. Kami sengaja duduk di paling pojok bagian putri karena jujur saja kami kurang nyaman jika berada satu ruangan bersama laki-laki. Yaah,,aku dan mba Uun emang sedikit takut kalo mesti kumpul bersama seperti ini. Entah karena apa, padahal waktu SD aku tidak seperti ini, mungkin karena sekarang di kelas hanya berisi anak putri. Di sela-sela ketidak nyamananku,seorang anak putra mengalihkan perhatianku. Segera ku palingkan wajahku dan setelah itu pikiranku dihantui rasa penasaran siapa namanya dan rasa bahagia tak dapat kututupi ketika tidak sengaja aku mendengar teman-teman kelas yang satu asrama dengannya bercerita tentangnya. Tentang Dzul. Namun, apakah kalian tahu? Aku ada disini bukan hanya untuk sekolah di MTs Sabilul Halim melainkan juga untuk menuntut ilmu dan tinggal di asrama yang tersebar di Pesantren Babakan Jawa ini. Dan sebagai seorang penuntut ilmu akupun harus bisa menjaga pikiranku agar tidak tercampuri oleh hal-hal yang bisa merusak pencarian ilmuku seperti memikirkan Dzul. Disinilah aku terus berusaha menepis bayangannya agar bisa menjaga hati dan menguatkan prinsipku untuk tidak pacaran sebelum nikah. Hmmm...Kalau di ingat-ingat betapa so dewasanya aku kala itu.
Melupakan Dzul dari hari-hariku semakin terasa mudah setelah ku tahu Dzul adalah pacar dari Dini, teman sekelasku. Rasa sedih memang ada karena ternyata Dzul sudah memiliki pujaan hati dan bukan tipe orang yang mau  menjaga hati sampai waktunya tiba. Sikapku sama Dini tidak ada yang berubah baik sebelum dan setelah Dzul menjalani hubungan dengan Dini. Toh, tidak ada yang tahu bahwa selama ini aku tertarik pada Dzul. Bahkan Nella yang sahabat dekatku pun tak tahu jika aku tertarik pada Dzul . Mau tahu kenapa? Karena ku pikir membicarakannya sama saja memupuk perasaan dan membuatku semakin sulit melupakan Dzul.
            Bergulirnya waktu memang selalu tidak terasa. Dan begitu pula bagiku. Tidak terasa akupun telah duduk di bangku  kelas 3 semester 2 dan  mulai sibuk untuk mempersiapkan diri mengikuti seleksi masuk MAN favorit di provinsi ini serta menyiapkan diri untuk menghadapi UN.
Melanjutkan sekolah di MAN Insan adalah impianku sejak awal duduk di kelas VII MTs. Satu dari 10 mimpi besar yang ingin aku capai. Aku percaya do’a dan usaha akan membuat semuanya menjadi nyata. Dalam kamusku saat itu belajar adalah suatu kebutuhan, aku selalu haus akan ilmu. Pintu mimpi itu ternyata semakin terbuka, aku dan sembilan temanku yang lain dari sekolah termasuk sahabatku Nella menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti seleksi masuk MAN Insan Tahap 1. Pada tahap ini hanya 40 orang yang akan dipilih untuk mewakili Kabupaten.
Kami berangkat pagi-pagi dari sekolah. Dan aku tidak mengerti ini sebuah kebahagiaan atau  motivasi pagi karena sebelum rombongan sekolah kami berangkat, mobil yang kami naiki berhenti di depan sekolah putra. Mereka juga mempunyai rombongan yang akan mengikuti seleksi, aku tak tahu jumlah mereka berapa yang aku tahu ada Dzul diantara rombongan tersebut. Lalu,bibirku tersenyum.
Waktu terus berjalan, pengumuman yang dinanti tiba. Aku,Nella dan Selli lolos seleksi tahap satu. Terbesit dihatiku rasa penasaran bagaimana dengan Dzul, apakah dia lolos juga?
Sayangnya, aku tak tahu harus bertanya pada siapa. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, bukankah Nella punya sahabat di sekolah putra, sahabatnya sejak kecil.Hasby namanya. Hasby juga ikut seleksi tahap satu jika aku tak salah ingat.
            Aku harus bersabar untuk menanyakan hal itu, karena baru bisa bertemu Nella setelah bel pulang berbunyi. Kami tidak sekelas tapi selalu berusaha untuk pulang bersama. Menghabiskan waktu bersama Nella adalah sesuatu yang membahagiakan untukku. Setiap harinya dalam perjalanan pulang ke asramaku yang berdekatan dengan rumah Nella selalu saja ada banyak hal yang bisa kita ceritakan. Bahkan, jika lupa waktu kita berdua selalu tetap berbincang di depan rumahnya. Nella tidak segera beranjak memasuki rumahnya dan aku enggan untuk melangkahkan kaki ke asrama. Mengingat Nella membuatku kembali tersenyum. She is always special for me.
Siang itu, dengan rasa penasaran yang tinggi aku menunggu Nella keluar dari kelasnya. Saat dia keluar dari kelas dengan senyum mengembang aku langsung menghampirinya. Seperti biasa kami membicarakan pengalaman hari ini. Aku anggap ini prolog sebelum akhirnya aku membunuh rasa penasaranku dengan bertanya padanya. Setelah dirasa waktunya tepat, aku pun mulai bertanya, tak peduli Nella akan curiga atau tidak.
“Nel, Hasby ikut seleksi tahap satu kan?”, pertanyaan pengantar mulai aku ucapkan.
“Iya,ikut. Lolos juga Li” Nella menjawab datar
“Oh ya? terus tau ga siapa lagi yang lolos dari sekolah putra?” tanyaku lebih antusias.
“Setahuku di putra yang lolos cuma dua orang deh, Hasby dan Dzul” Nella kembali menjawab, meski tidak sedatar tadi.
Mendengarnya hatiku sumringah, jika tidak ada Nella di sampingku  sepertinya aku  sudah joged-joged kegirangan ga jelas. Sepertinya, hanya sepertinya.
“Emang kenapa Li? Nella malah balik nanya.
“Ga papa..pengen tau aja” aku berusaha bersikap sewajar mungkin.
Entahlah, meski kami sering berbincang hal apapun, jarang sekali kami membicarakan masalah perasaan atau lelaki idaman. Haha, mungkin karena kami berdua merasa semua itu masih bukanlah menjadi hal yang penting buat kami anak lulusan SD berbaju puith biru.
Hari berganti hari, akupun semakin fokus untuk belajar agar lolos tahap selanjutnya. Satu langkah lagi menuju Man Insan. Aku lupa kapan tepatnya, yang jelas suatu siang pulang sekolah ada pesan dari nomor baru masuk. Asramaku memang berbeda seperti asrama lainnya yang mempunyai peraturan membawa handphone genggam. Sebelum membuka pesan, tak ada yang istimewa yang aku rasakan. Tapi, setelah membaca isi pesan aku tersenyum manis. Yah, tepat sekali, itu pesan dari Dzul. Ah, berasa seperti semuanya tidak bertepuk sebelah tangan. Bahagia. Meski kala itu aku tak mengerti apa makna dari apa yang aku rasakan.
Dzul. Satu kata yang bisa membuat aku tersenyum. Entah, rayuan darimana kami jadi sering berbalas pesan membicarakan pelajaran sekolah,hafalan asrama bahkan terkadang saling membangunkan shalat malam. Benar-benar aneh jika aku pikir-pikir sekarang. Suatu waktu bahkan Dzul pernah meminjam buku catatan matematikaku.
Di asrama aku terkenal sebagai anak yang paling cuek dengan urusan perasaan, jangankan untuk menerima pernyataan cinta lawan jenis yang selalu diungkapkan lewat surat. Membaca suratnya saja aku enggan. Orang lain yang membaca dan aku membuangnnya. Aku hanya tahu semua itu hanyalah kesia-siaan.. Apalagi umurku masih terlalu dini untuk menjalin hubungan serius. Belum banyak bekal yang aku punya. Tapi, suatu hari aku malah menerima telepon dari Dzul. Aku bertanya apakah ini kesia-siaan untukku? Entahlah yang jelas aku merasa bahagia bahkan sempat tersipu malu saat mba asrama yang lain menggodaku jail.
“Eh,Neng Lili udah gede ya sekarang, udah mau nerima telepon dari cowo” goda Mba Ozan saat itu.
Sebelum seleksi tahap kedua, kami pernah dikumpulkan se-Kabupaten untuk pengarahan seleksi tahap dua di provinsi dan satu hal lagi yang membuatku senang, rombongan sekolah putra dan putri dijadikan satu mobil. Aku satu mobil dengan Dzul tentunya, meski tidak berbicara satu katapun, karena memang bagian putra dan putri dipisa dan hanya ada dua anak sekolah putra Dzul dan Hasby.

Waktu berlalu dan kami sibuk dengan ujian sekolah. Sayangnya, kabar buruk harus aku terima di hari kedua ujian sekolah.Aku ingat sekali, selesai ujian hari kedua Pak Jamil, guru PKn ku memberitahukan aku bahwa aku sudah di tunggu Ibu Kepala Sekolah diruangannya. Dalam perjalanan dari kelas menuju ruang kepala sekolah aku bertemu Nella dan Rizki. Kami berjalan bertiga. Sesampainya di ruang kepala sekolah aku melihat ada Dzul dan Hasby duduk di kursi tamu ruang guru
#bersambung.... :)

Adikku

Anak pertama berjalan
Anak kedua berlari
Anak ketiga melompat
Anak keempat terbang

Hai kalian adikku
Entah dua,tiga atau empat
Melesatlah cepat
Jauh lebih hebat
Dan ku bantu musnahkan penghambat

Sajak Dunia

Jika dunia berlari
Apakah kita harus berlari?
Jika dunia berputar
Apakah kita harus berputar?
Jika dunia berhenti
Mau tak mau kita juga berhenti

Semarang, Januari 2015

Bukan Kamu

Dia berkata
Kamu berpikir sekitarmu indah
Kamu merasa tetanggamu hijau
Kamu merasa tak berarti
Kamu bertindak rendah diri

Ayolah..
Itu bukan kamu..
Tak peduli sekitarmu seperti apa
Kamu tetap kamu
Indah dengan anugrah TuhanMu...

Semarang, januari 2015

Dia (Air)

Suara terdengar
Gemuruh terasa memanggil
Satu persatu jeritan terdengar
Dingin membuat menggigil

Dia tak lagi bersahabat
Dia tak lagi bermanfaat
Tapi dia merusak

Murka aku
Pada dia pengkhianat
Datang bagai raksasa
Mematikan rizki kami

Semakin aku murka
Dia menghampiriku
Berkata ini bukan salahku