DESKRIPSI FISIK JAWA TIMUR
Jawa
Timur terletak di sebelah timur garis Semarang-Yogyakarta, yang secara
fisiografis dibedakan:
1) Jalur utara dari Jawa Timur ditutupi oleh
vulkan Muria, vulkan Lasem, dan perbukitan Rembang (antiklinorium Rembang).
Vulkan Muria terdiri dari batuan leucite dan vulkan Lasem bersifat andesitis.
Vulkan ini menunjukkan perbedaan dengan seri vulkan-vulkan di Jawa. Gunung
Muria dulunya (awal Holosen) letaknya terpisah dari Jawa, tetapi sekarang
dihubungkan oleh dataran aluvial Semarang-Demak-Kudus-Pati-Juwono-Rembang yang
sampai sekarang proses pengendapannya masih terjadi. Antiklinorium Rembang
berupa punggungan-punggungan dengan arah timur-barat dengan lebar rata-rata 50
km dan ketinggian rata-rata 500 meter, yang diselingi oleh daratan aluvial
Blora dan Jojogan. Bukit-bukit ini kebanyakan mencapai pantai utara dan hanya
dipisahkan pesisir sempit dengan bukit-bukit pasir. Puncak punggungan yang
datar dekat Tuban berupa kapur karang.
2) Zone Randublatung, yaitu sebuah jalur
sinklinal yang berupa daratan aluvial membentang dari Semarang melalui
Purwodadi, Randublatung, Ngimbang sampai Wonokromo. Jalur ini memisahkan
bukit-bukit Rembang dengan Punggungan Kendeng. Bagian tersempit terdapat di
Randublatung (kira-kira 5 km), tetapi ke arah timur dan barat menjadi bertambah
lebar.
3) Antiklinorium Kendeng, yaitu lanjutan dari
pegunungan Serayu Utara di Jawa Tengah. Pegunungan Kendeng merupakan
bukit-bukit lipatan yang terdiri dari batuan kapur dan mergel. Lebar rata-rata
40 km dan ketinggian rata-rata 500 meter. Ke arah timur Punggungan Kendeng
berangsur-angsur berkurang, bahkan di dekat Mojokerto antiklinalnya menghilang
dan tertutup oleh endapan-endapan aluvial delta Brantas.
4) Zone depresi yang memanjang di Jawa Timur
sebagian tertutup oleh sederetan vulkan muda. Jalur ini dibedakan menjadi 3
bagian yaitu: (1) sub zone Ngawi, depresi sinklinal kelanjutan dari zone Serayu
melalui Sragen, Ngawi, sampai dataran aluvial delta Brantas di Jombang, (2)
zone Solo yang dibentuk oleh sederetan vulkan-vulkan Kwarter dengan dataran intermountaint/antarpegunungan (vulkan
Sundoro, Sumbing-dataran Magelang-vulkan Merbabu Merapi-dataran
Surakarta-vulkan Lawu-dataran Madiun-Gunung Willis-dataran Brantas-vulkan
Kelud, Kawi, Butak, Anjasmoro, Welirang, Arjuno-dataran Malang) dan (3) sub
zone Blitar, suatu jalur di sebelah selatan zone vulkan Kwarter yang terletak
antara Wonogiri-Bulong-Tulungagung-Blitar.
5)
Pegunungan Selatan, merupakan pegunungan blok yang miring ke selatan
dan utaranya berupa escarpment
(tebing patahan). Lebar pegunungan Selatan antara 25-55 km. Antara Opak dan Pacitan terdiri dari kapur dengan
topografi karst. Antara Opak dan Pacitan Popoh bagian utara terdiri dari batuan
vulkanik sedangkan bagian selatan tertutup oleh kapur.
Pantai utara jazirah Jawa Timur merupakan lanjutan tepi
selatan antiklinorium Kendeng. Jalur ini berupa endapan Plio-Pleistosen yang
terlipat dan tertutup oleh vulkan-vulkan kecil. Dari barat ke timur berupa
antiklinorium Bangil, bukit tuff Semangkrong, Bukit Probolinggo, pegunungan
Ringgit Besar dan vulkan Baluran.
Di sebelah jalur pantai sempit ini merupakan lanjutan sub
zone Ngawi, yang dapat diikuti melalui daratan antara Bangil-Lawang, Danau
Grati, dataran Probolinggo dan Bondowoso.
Zone Solo yang terdiri dari kelompok vulkan dan dataran
antarpegunungan (kelompok Tengger, Semeru-dataran Klakah-vulkan
Lamongan-dataran Jember, Bondowoso-kelompok Ijen-dataran Banyuwangi).
Sub zone Blitar, mulai dari Kepanjen dan Turen sampai
Pasirian. Pegunungan Selatan di bagian timur Jawa Timur terdiri dari
bagian-bagian yang terpencil. Bagian barat (selatan Turen) dengan lebar kurang
lebih 25 km, berhubungan dengan pegunungan selatan Jawa Timur. Antara Pasirian
dan Puger pegunungan selatan terpotong oleh dataran rendah Lumajang, tetapi Pulau
Nusabarung (selatan Puger) merupakan penghubung selatan antara Puger dan
Betiri. Kemudian terpotong oleh dataran rendah Rogojampi yang
mencapai pantai selatan. Akhirnya bagian paling timur dari pegunungan Selatan
di Jawa muncul di Semenanjung Blambangan, dan berkelanjutan di Bali dan Lombok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar