Kamis, 27 November 2014

DESKRIPSI FISIK JAWA TIMUR
Jawa Timur terletak di sebelah timur garis Semarang-Yogyakarta, yang secara fisiografis dibedakan:
1)      Jalur utara dari Jawa Timur ditutupi oleh vulkan Muria, vulkan Lasem, dan perbukitan Rembang (antiklinorium Rembang). Vulkan Muria terdiri dari batuan leucite dan vulkan Lasem bersifat andesitis. Vulkan ini menunjukkan perbedaan dengan seri vulkan-vulkan di Jawa. Gunung Muria dulunya (awal Holosen) letaknya terpisah dari Jawa, tetapi sekarang dihubungkan oleh dataran aluvial Semarang-Demak-Kudus-Pati-Juwono-Rembang yang sampai sekarang proses pengendapannya masih terjadi. Antiklinorium Rembang berupa punggungan-punggungan dengan arah timur-barat dengan lebar rata-rata 50 km dan ketinggian rata-rata 500 meter, yang diselingi oleh daratan aluvial Blora dan Jojogan. Bukit-bukit ini kebanyakan mencapai pantai utara dan hanya dipisahkan pesisir sempit dengan bukit-bukit pasir. Puncak punggungan yang datar dekat Tuban berupa kapur karang.
2)      Zone Randublatung, yaitu sebuah jalur sinklinal yang berupa daratan aluvial membentang dari Semarang melalui Purwodadi, Randublatung, Ngimbang sampai Wonokromo. Jalur ini memisahkan bukit-bukit Rembang dengan Punggungan Kendeng. Bagian tersempit terdapat di Randublatung (kira-kira 5 km), tetapi ke arah timur dan barat menjadi bertambah lebar.
3)      Antiklinorium Kendeng, yaitu lanjutan dari pegunungan Serayu Utara di Jawa Tengah. Pegunungan Kendeng merupakan bukit-bukit lipatan yang terdiri dari batuan kapur dan mergel. Lebar rata-rata 40 km dan ketinggian rata-rata 500 meter. Ke arah timur Punggungan Kendeng berangsur-angsur berkurang, bahkan di dekat Mojokerto antiklinalnya menghilang dan tertutup oleh endapan-endapan aluvial delta Brantas.
4)      Zone depresi yang memanjang di Jawa Timur sebagian tertutup oleh sederetan vulkan muda. Jalur ini dibedakan menjadi 3 bagian yaitu: (1) sub zone Ngawi, depresi sinklinal kelanjutan dari zone Serayu melalui Sragen, Ngawi, sampai dataran aluvial delta Brantas di Jombang, (2) zone Solo yang dibentuk oleh sederetan vulkan-vulkan Kwarter dengan dataran intermountaint/antarpegunungan (vulkan Sundoro, Sumbing-dataran Magelang-vulkan Merbabu Merapi-dataran Surakarta-vulkan Lawu-dataran Madiun-Gunung Willis-dataran Brantas-vulkan Kelud, Kawi, Butak, Anjasmoro, Welirang, Arjuno-dataran Malang) dan (3) sub zone Blitar, suatu jalur di sebelah selatan zone vulkan Kwarter yang terletak antara Wonogiri-Bulong-Tulungagung-Blitar.
5)      Pegunungan Selatan, merupakan pegunungan blok yang miring ke selatan dan utaranya berupa escarpment (tebing patahan). Lebar pegunungan Selatan antara 25-55 km. Antara  Opak dan Pacitan terdiri dari kapur dengan topografi karst. Antara Opak dan Pacitan Popoh bagian utara terdiri dari batuan vulkanik sedangkan bagian selatan tertutup oleh kapur.

Pantai utara jazirah Jawa Timur merupakan lanjutan tepi selatan antiklinorium Kendeng. Jalur ini berupa endapan Plio-Pleistosen yang terlipat dan tertutup oleh vulkan-vulkan kecil. Dari barat ke timur berupa antiklinorium Bangil, bukit tuff Semangkrong, Bukit Probolinggo, pegunungan Ringgit Besar dan vulkan Baluran.
Di sebelah jalur pantai sempit ini merupakan lanjutan sub zone Ngawi, yang dapat diikuti melalui daratan antara Bangil-Lawang, Danau Grati, dataran Probolinggo dan Bondowoso.
Zone Solo yang terdiri dari kelompok vulkan dan dataran antarpegunungan (kelompok Tengger, Semeru-dataran Klakah-vulkan Lamongan-dataran Jember, Bondowoso-kelompok Ijen-dataran Banyuwangi).
Sub zone Blitar, mulai dari Kepanjen dan Turen sampai Pasirian. Pegunungan Selatan di bagian timur Jawa Timur terdiri dari bagian-bagian yang terpencil. Bagian barat (selatan Turen) dengan lebar kurang lebih 25 km, berhubungan dengan pegunungan selatan Jawa Timur. Antara Pasirian dan Puger pegunungan selatan terpotong oleh dataran rendah Lumajang, tetapi Pulau Nusabarung (selatan Puger) merupakan penghubung selatan antara Puger dan Betiri. Kemudian terpotong oleh dataran rendah Rogojampi yang mencapai pantai selatan. Akhirnya bagian paling timur dari pegunungan Selatan di Jawa muncul di Semenanjung Blambangan, dan berkelanjutan di Bali dan Lombok.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar