Kamis, 11 September 2014

Museum Karst (KKL 1 2013)

Bagi ilmu ya....semoga bermanfaat. Ini salah satu tempat yang kami kunjungi saat kuliah lapangan...

1. Museum Karst
Salah satu miniatur karst yang ada di museum karst 


a.       Kondisi fisik di sekitar museum karst indonesia
Terletak di Desa Gebangharjo,Kecamatan Pracimantoro,Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km timur Kota Wonosari dan 60 km barat Pacitan.Lokasi tersebut mudah dicapai baik dari Yogyakarta,Jawa Tengah maupun Jawa Timur.Kondisi fisik kawasan Museum Karst Indonesia mempunyai luas 24,6 HA yang membentuk lembah di antara bukit-bukit Kars yang dikelilingi oleh beberapa situs gua dan luweng,yaitu :

GUA TEMBUS
Goa Tembus memiliki lorong sepanjang 50 meter. Gua ini memiliki dua pintu, yakni pintu masuk dan pintu keluar maka disebut ‘Gua Tembus’. Menurut cerita rakyat setempat, goa ini termasuk tempat sakral dan mistis. RM Said mengawali perjuangan mendirikan dinasti Mangkunegaran justru dari Bumi Nglaroh (Desa Pule Kecamatan Selogiri) pada tanggal 19 Mei 1741. Nah, Beliau pernah berkelana dan bersemedi di Goa Tembus ini.

GUA SODONG
Gua ini letaknya 100 meter di sebelah barat Museum Karst. Bagian depan berbentuk seperti teras rumah maka disebut ‘Sodong’. Gua ini merupakan bukti adanya sungai bawah tanah, salah satu ciri kawasan karst. Para ilmuwan dari luar negeri dan UGM Jogjakarta pernah menelusuri lorong gua sepanjang 4,5 km ini. Konon, lorong gua ini sampai di pantai Laut Selatan. Di dalam gua ditemukan beraneka stalaktit dan stalakmit yang luar biasa indahnya. Gua ini cocok untuk wisata penjelajahan alam, namun harus dengan membawa perlengkapan lengkap. Maklum. gua ini sangat licin, gelap, dan di dalamnya masih terdapat binatang buas. Anda harus berhati-hati!
GUA GILAP
Gua Gilap berada di Dusun Danggolo Desa Gebangharjo. Lokasi gua ini dari Gua Tembus berjarak 2 Km ke arah selatan. Bentuknya melingkar seperti stadion terbuka dengan dinding batuan karst. Lebar permukaan gua sekitar 150 meter dan kedalaman gua 75 meter dari permukaan darat. Kalau dilihat dari atas, gua ini sepintas seperti stadion di bawah tanah. Tempat ini sangat cocok untuk lokasi panjat tebing bagi para pecinta alam. Karena pemandangannya yang bagus, penduduk Gebangharjo pernah memanfaatkan Gua Gilap untuk tempat pentas seni kethoprak dan seni srandul.
GUA POTRO/BUNDER
Gua Potro dan Gua Bunder terletak 700 meter arah barat daya dari Gua Tembus. Semula kedua gua itu sebenarnya terpisah. Penggalian batu lintang di dalam gua oleh penduduk menyebabkan gua-gua itu rusak. Gua Potro yang sebenarnya berada di sebelah timur Gua Bunder, kini kedua lorong gua itu tembus menjadi satu. Nama Gua Potro berkait dengan nama tokoh Wonopotro yang dimakamkan di dalam gua itu. Sementara itu, nama Gua Bunder diambil dari bentuk gua yang bulat atau bundar (Jawa: bunder). Kedua gua ini sering digunakan untuk meditasi kalangan tertentu yang gemar bertapa.
GUA/LUWENG SAPEN
Gua Sapen berbentuk seperti sumur alam (Jawa: luweng). Letaknya dari Gua Tembus berjarak 0,5 Km ke arah selatan. Kedalaman Gua Sapen 48 meter dari permukaan tanah. Dahulu penduduk memakai tambang untuk memasuki gua. Setelah dibangun oleh pemerintah pada tahun 2005, kini pengunjung bisa masuk gua dengan menggunakan tangga dari besi. Menurut cerita Petrus Sutarno, asal-usul nama Gua Sapen masih berkaitan dengan perjalanan Gusti Rio alias Raden Mas Said untuk mencari tiga putri keraton bernama Raden Ayu Nawangsari, Nawangsih, dan Nawang Wulan. Dalam pengembaraannya, dia juga singgah di lokasi Gua Sapen yang berada di Mudal, Gebangharjo. Pada saat itu Raden Mas Said merasa sangat kesepian karena belum bisa bertemu dengan ketiga putri yang dicarinya. Beliau bersabda, bahwa tempat itu dinamakan Alas Sapen. Pada tahun 2005 pemerintah pusat melalui Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral membangun sarana air bersih dengan memanfaatkan sumber air Luweng Sapen. Sarana itu dilengkapi generator listrik, pompa selam, tangki air, pipa-pipa, dan tangga besi. Kini sumber air itu bisa dimanfaatkan oleh penduduk sekitar dan melayani kebutuhan air bersih penduduk Dusun Mudal, Dusun Danggolo, dan Dusun Jati.
GUA MRICA
Gua Mrica berada sekitar 200 meter di sebelah barat Gua Tembus dan hanya berjarak 100 meter sebelah utara Gua Sodong. Gua ini berbentuk bulat seperti buah mrica atau lada. Penduduk setempat memiliki filsafat, barangsiapa memiliki keinginan hendaknya dilandasi oleh tekad yang bulat bulat. Syaratnya, badan dan hati harus bersih. Dahulu gua ini sering digunakan untuk bertapa dan meraih kedigdayaan.
b.      Kondisi Sosial Museum Karst
Adanya Museum Karst tidak terlalu berpengaruh besar secara ekonomi untuk warga sekitar, karena merupakan tempat wisata pendidikan. Namun, untuk menyadarkan penduduk agar peduli terhadap Karst, museum ini sangat berperan penting dengan program-programnya terhadap penduduk sekitar.
c.       Hubungan Kondisi Fisik Dengan Kondisi Sosial Di Sekitar Museum Karst Indonesia
Kawasan Museum Karst Indonesia berkaitan langsung dengan keberadaannya sebagai sumberdaya alam,baik hayati maupun non-hayati. Oleh karena itu banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan oleh para warga di sekitar kawasan Museum Karst Indonesia, yaitu
Sumberdaya Mineral
Batugamping merupakan salah satu jenis sumber daya mineral yang kegunaan dan manfaatnya di bidang industri sangat banyak.Mutu dan jumlah cadangannya masih membutuhkan kajian-lanjut.Batugamping dapat dimanfaatkan mulai dari kegunaannya sebagai bahan bangunan dan fondasi hingga industri peleburan saja.
Pengelolaan Air
Beberapa mata air yang terdapat di tekuk lereng bukit batugamping,yang muncul akibat terpotongnya muka air tanah oleh bidang topografi,mempunyai debit yang cukup besar.
Pertanian,perkebunan dan kehutanan
Sebagaimana umumnya daerah karst,tanah yang merupakan hasil pelapukan fisika dan kimia batugamping umumnya tipis.Tanah berwarna coklat kemerahan atau coklat kehitaman yang dikenal sebagai terra-rossa yang berukuran halus dan bersifat lempungan umumnya mengisi lekuk-lekukdolina atau bentukan negatif  lainnya yang dikelilingi oleh bukit-bukit batugamping.Tebal terra-rossa berkisar antara 0 hingga maksimum 2 m.Sulitnya penduduk mencari lapisan tanah untuk dimanfaatkan menjadi area pertanian menyebabkan dibudidayakannya sistem senggetan,yang bertujuan menahan tanah supaya jangan tersangkut oleh air larian ( surface run-off ).
Perikanan
Budidaya ikan air tawar yang dilakukan oleh penduduk kars dengan menmanfaatkan telaga-telaga kars yang bersifat tetap ( berair sepanjang tahun ).Selain itu mereka juga membuat kolam-kolam di sekitar rumah.
Karena jumlah ikan yang ditebar ditelaga jauh lebih banyak dibanding usaha sejenis di kolam-kolam budidaya,sehingga produksi ikan telaga pun jumlahnya lebih besar.Budaya mina-padi belum dikembangkan di daerah ini.Jenis ikan yang dibudidayakan antara lain tawes,tombro,mujair,nila,gurame dan lele.Karena kecepatan perkembang-biakannya yang lebih dibanding jenis ikan lainnya,mujair merupakan pilihan pertama penduduk.


Pariwisata
Kegiatan dan usaha pariwisata di Kawasan Kars memanfaatkan unsur estetika ( keindahan ),keunikan dan kelangkaan yang dimiliki oleh gejala ekso dan endokars yang ada.Sebagai suatu bentang alam,proses pembentukan kars tidak dapat lepas dari keadaan geologi batugamping sepanjang ruang dan waktu yang tersedia.Di masa mendatang,kemasan inilah yang nantinya akan dijadikan dasar penciptaan atau penganekaragaman objek wisata yang berbasis pada alam.
Budidaya Walet Gua
Lubang-lubang hasil pelarutan batugamping pada kawasan kars banyak dihuni berbagai jenis burung seperti kapinis ( Hirundo ),seriti ( Collocalia ) dan Walet ( Aerodramus ).dua marga burung yang diesut terakhir dikenal memiliki nilai ekonomi,yaitu dari sarang yang dihasilkannya.

Lebih jelas lagi tentang museum karst:
 
Museum Karst diresmikan pada 30 Juni 2009 oleh Presiden Republik Indonesia. Peresmian museum kars tersebut dilakukan oleh Wakil Bupati Wonogiri, Y Soemarmo, yang mewakili Bupati.  Hadir juga dalam kesempatan itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, R Sukhyar.
                        Bersamaan dengan itu, dilakukan penandatanganan naskah kerja sama pemanfaatan kawasan karst sebagai sarana edukasi, rekreasi, dan informasi. Dalam sambutannya, Sukhyar menjelaskan, kawasan karst adalah fenomena alam yang terlihat dari bentuk alam yang unik sebagai hasil dari proses pelarutan batuan karbonat, yang kebanyakan didominasi batuan gamping.
          “Ciri utama kawasan seperti ini bisa dilihat dengan keberadaan topografi daerah yang berbentuk menara dan kerucut serta ditemukan banyak gua dengan stalaktit dan stalakmit. Selain itu kawasan ini banyak terdapat sungai bawah tanah dan banyak sumber mata air. Oleh karena itu, kawasan seperti ini bisa dikembangkan menjadi objek wisata alam,” katanya.
           Konsekuensi yang timbul, kawasan karst perlu dikonservasi agar keberadaannya tetap terjaga. Dengan kata lain, harus dihindari keberadaan kawasan karst sebagai aset ekonomi justru merusak kawasan itu sendiri.
          Museum karst senilai Rp 19 miliar yang mulai dibangun 2 Juli 2008, dibiayai dengan dana dari pusat, provinsi, dan sebagian dari APBD. Kawasan museum tersebut berdiri di atas lahan seluas 29,86 hektare. Sementara khusus bangunan museum dengan tiga lantai itu seluas 2,2 hektare. Sisanya untuk kawasan parkir dan jalan menuju museum dari jalan raya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar