Kamis, 11 September 2014


Transmigrasi fb part 2...

Semoga semakin Barakah Abii :)

#Special  For Abii :)
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya kumencintaimu
#Lagu Ayah,Ada Band menjadi soundtrack tulisan kali ini
Maaf tidak bisa tepat waktu....
12 November 2013,, teteh ga sempet posting. Tapi teteh bukan orang yang ingkar janji. Inilah edisi buat Abi tercinta, setelah Februari lalu membuat tulisan edisi Ummi. Sekarang sengaja teteh posting tepat pada hari guru nasional, Abi juga salah satu guru yang menginspirasi teteh :D, wali kelas saat kelas 6 SD. Ah, tiba-tiba teteh ingat sesuatu Bi, 25 November 2005 saat teteh kelas 6 SD, Abi upacara PGRI di Kabupaten sambil mengantar teteh ke RSUD,dan teteh dijemput saat abi beres upacara. Hiks, betapa merepotkannya ya bi. Waktu itu Abi harus setia mengantar teteh kontrol seminggu sekali ke RS, alhamdulillah selanjutnya jadi 2 minggu sekali, sebulan sekali, dan berhenti :D.  Pengorbanan orangtua memang selalu optimal. Entah apa jadinya teteh kalo dulu tak di semangati melakukan perjuangan itu. Perjuangan yang membuat Ummi harap-harap cemas di rumah menanti kita  #alay :D
12 November 1969-12 November 2013, tak terasa sudah 44 tahun Allah mengaruniai nikmat hidup yang luar biasa untuk Abi. Sesederhana apapun Abi di mata orang lain, tapi di mata kami, “Umi, teteh, De Ida, De Ipa, dan De Rehan” Abi adalah Abi super. Ah, terasa sedih rasanya melihat angka usia Umi dan Abi yang semakin bertambah dan kami sebagai anak belum bisa banyak mengukir senyum kalian berdua.
Abi adalah sosok pemimpin yang “keren” di mata kami. Berusaha menanamkan nilai-nilai luhur kehidupan untuk keluarga. Bekerja keras, sampai teteh dan Ummi sedih saat Abi harus sering terbangun di malam hari karena ada orang yang minta tolong. Tertegun Ummi dan anak-anak saat Abi berhenti menyuapkan nasi ketika makan bersama keluarga karena ada tamu yang meminta pertolongan darurat.. Ummi mengingatkan agar Abi menghabiskan makan dulu, tapi Abi selalu tak tega meminta tamunya menunggu lebih lama. Dulu, teteh kecil tidak mengerti kenapa Abi selalu disibukan untuk menolong orang, padahal itu kan bukan sumber penghasilan Abi, beberapa cuma bilang terimakasih. Abi hanya menjawab “Bukankah sebaik-baiknya manusia yaitu manusia yang bermanfaat untuk orang lain dan ingat yang penting Ridho Allah, bukankah pertolongan Allah untuk kita tak terhingga? Mengapa kita harus perhitungan atas pertolongan kita yang sedikit? Ini salah satu karunia Allah yang diberikan agar digunakan untuk menolong sesama”. Abi selalu terlihat tenang, ketika banyak masalah rumit menghampiri, meski Ummi pusing memikirkannya, Abi selalu punya cara untuk membuat tenang Ummi. Ketenangan pada diri Abi, adalah salah satu pelajaran hidup yang paling lama aku pelajari untuk bisa menerapkannya.
Abi memang sangat jarang memarahi kami, namun karena kejarangan itulah sekali Abi berbicara tegas, kami langsung terdiam dan mematuhi. Abi memang tidak memfasilitasi kami dengan harta yang berlimpah, tapi Abi mengajarkan caranya bersyukur dengan rizki yang ada. Bahkan Ummi, mengajarkan kami berbagi dengan rizki yang ada.
Sebagai anak pertama, begitu banyak pelajaran hidup yang Abi tanamkan untuk teteh. Pelajaran yang senantiasa teteh terapkan untuk De Ida, De Ipa, dan De Rehan. Salah satunya, saat pertama kali teteh mulai menuntut ilmu jauh dari rumah, dan merasa beberapa orang tanpa sebab apapun sikapnya tidak baik sama teteh, sebagai anak yang baru hidup merantau teteh cerita sama Ummi dan Abi di telepon, lalu Abi bilang “ Boleh saja orang lain bersikap tidak baik sama teteh, tapi teteh harus tetap berusaha baik sama semua oranglain termasuk sama orang yang bersikap tidak  baik sama teteh”, pelajaran yang perlahan teteh terapkan saat itu dan ternyata Subhanallah, sedikit demi sedikit teteh jadi tahu kunci ketenangan hati. Dan sampai saat ini teteh selalu mengingatkan De Ida, De Ipa dan De Rehan saat mereka mengeluhkan masalah yang sama seperti yang teteh alami dulu.
Abi, rasanya satu buku pun tak akan cukup kalau teteh secara detail harus bercerita tentang Abi. Maaf kan teteh dan Ade-ade jika sampai saat ini hanya bisa menghabiskan jerih payah Abi tanpa banyak memeberikan senyum yang membuat Abi dan Ummi bangga. Tapi, semuanya belum terlambatkan? Yah..kami akan memanfaatkan waktu yang ada, kesempatan yang ada  agar kami berempat selalu menjadi salah satu alasan Ummi dan Abi untuk tersenyum bangga, agar kami bisa menjadi anak yang sholeh dan sholehah sehingga menjadi tabungan amal ummi abi yang akan terus mengalir. Dan doakan kami agar kami bisa menjadi manusia yang bermanfaat seperti  yang Ummi Abi harapkan. Bermanfaat untuk,keluarga,agama,sesama,nusa dan bangsa J. Semoga Abi tetap bisa menjadi suami yang keren untuk Ummi dan Ayah yang super untuk Yeyen,Hilda,Syifa,dan Farhan.
Terimakasih atas ilmu agama yang telah Ummi dan Abi bekali sejak kecil. :)
Peluk cium buat Abii
Peluk cium buat Ummi #Edisi Abi, jadi sebut Abi dulu ya mi ,,,hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar